merdekanews.co
Rabu, 24 Juli 2024 - 04:20 WIB

Israel Murka Deklarasi Beijing, Ancam Akan Hancurkan Kekuasaan Hamas di Palestina!

Jyg - merdekanews.co
Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz. (Foto: istimewa)

Beijing, MERDEKANEWS -- Sebanyak 14 faksi di Palestina sepakat untuk menandatangani Deklarasi Beijing untuk mengakhiri perpecahan dan memperkuat persatuan nasional Palestina.

"Ini adalah pertama kalinya seluruh 14 faksi Palestina berkumpul di Beijing dan mengadakan pembicaraan untuk rekonsiliasi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers di Beijing, China, pada Selasa.

Deklarasi Beijing tersebut dicapai setelah pembicaraan yang diikuti para perwakilan 14 faksi Palestina termasuk Fatah dan Hamas di Beijing pada 21-23 Juli 2024.

Penandatangan dilakukan di Wisma Negara Diaoyutai dengan disaksikan oleh menteri luar negeri China serta perwakilan dari Mesir, Aljazair, Arab Saudi, Qatar, Yordania, Suriah, Lebanon, Rusia, dan Turki.

"Seperti yang dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Wang Yi dalam sambutannya, konsensus terpenting dari perundingan tersebut adalah tercapainya rekonsiliasi dan persatuan antara 14 faksi, penegasan kembali bahwa Palestine Liberation Organization (PLO) sebagai satu-satunya perwakilan sah rakyat Palestina," tambah Mao.

Aspek lainnya yang menonjol antara lain mengenai kesepakatan pembentukan pemerintahan sementara rekonsiliasi nasional, yang berfokus pada rekonstruksi Gaza pascakonflik, dan seruan untuk benar-benar mendirikan Negara Palestina yang merdeka sesuai dengan resolusi PBB.

"Deklarasi tersebut menegaskan kembali komitmen untuk mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya berdasarkan resolusi PBB dan memastikan integritas wilayah Palestina termasuk Tepi Barat, Yerusalem dan Gaza," ujar Mao.

Terpisah, Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz bereaksi keras terhadap langkah Hamas dan Fatah di Deklarasi Beijing. Israel menegaskan hal itu tidak akan terwujud karena kekuasaan Hamas akan dihancurkan.

Seperti dilansir AFP, Selasa (23/07), Katz, yang juga mengkritik Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, yang berasal dari Fatah, yang disebutnya "merangkul para pembunuh dan pemerkosa dari Hamas".

"Hamas dan Fatah menandatangani perjanjian di China untuk kekuasaan bersama atas Gaza setelah perang. Bukannya menolak terorisme, Mahmoud Abbas malah merangkul para pembunuh dan pemerkosa Hamas, mengungkapkan wajah aslinya," sebut Katz dalam pernyataan via media sosial X.

"Pada kenyataannya, hal ini tidak akan terjadi karena kekuasaan Hamas akan dihancurkan, dan Abbas akan melihat dari jauh," tegasnya.

(Jyg)