merdekanews.co
Selasa, 14 November 2017 - 19:25 WIB

Mempertajam Permusuhan yang sudah Rentan Intoleransi

Romo Magnis: Walk Out Ananda Sukarlan Bentuk Permusuhan dan Penghinaan Publik

Merdeka/Kinanti Senja - merdekanews.co
Budayawan Franz Magnis-Suseno (Romo Magnis)

Jakarta, MerdekaNews - Aksi Ananda Sukarlan yang walkout saat Gubernur Anies Baswedan berpidato di peringatan satu abad Kolese Kanisius menuai reaksi beragam. Budayawan Franz Magnis-Suseno menyebut tindakan itu memalukan.

Romo Magnis, panggilan akrabnya, menilai panitia HUT Kanisius tak salah mengundang Anies Baswedan. 

"Namun apa yang terjadi kemudian - bukan salah Panitia! - menurut saya memalukan dan sangat saya sesalkan. Yaitu, begitu Gubernur bicara, sebagian besar hadirin, mengikuti Bapak Ananda Sukarlan, meninggalkan ruang," tulis Romo Magnis dikutip merdeka.com, Selasa (14/11).

"Andaikata Gubernur mengatakan sesuatu yang tidak senonoh/jahat/menghina, walkout dapat dibenarkan. Tetapi walkout kemarin menunjukkan permusuhan terhadap pribadi Gubernur merupakan suatu penghinaan publik. Kok bisa? Di negara mana pun, di luar pertemuan politik, hal itu jarang terjadi." 

Saya kutip Saudara Abdillah Toha: apakah, dengan kejadian ini diviralkan, "justru tidak menjadi counter productive dan akan mempertajam permusuhan di negeri yang sudah rentan intoleransi itu?"

Romo Magnis menambahkan pidato Anies soal pribumi kemarin memang menuai polemik. Namun dia meminta publik memberi kesempatan bagaimana Anies memimpin Jakarta sebelum menghakimi secara dini.

Dia sangat menyayangkan sebagian peserta menggunakan kesempatan seratus tahun Kanisius untuk menunjukkan permusuhan terhadap Gubernur DKI.

"Saudara Ananda Sukarlan berhak menolak Anies. Sebagai seorang Muslim ia tidak perlu dicurigai bersikap sektarian. Namun saya tetap tidak dapat menyetujui kelakuannya. Tamu harus dihormati, tamu datang karena diundang panitia, maka semua yang ikut undangan panitia, harus menghormati tamu pun pula kalau secara pribadi tidak menyetujuinya. Silahkan panitia dikritik. Tetapi menginisiasikan suatu demonstrasi penghinaan terbuka terhadap Gubernur DKI saya anggap penyalahgunaan kesempatan."

Sementara itu Ananda Sukarlan mengaku tak ada muatan politis dalam aksinya kemarin. Dia menyebut itu sebagai kritik almamaternya untuk lebih selektif mengundang tamu di masa depan. Ananda menilai cara-cara yang digunakan Anies untuk memenangkan Pilgub DKI Jakarta kemarin tidak fair.
  (Merdeka/Kinanti Senja)






  • Ini Janji Anies-Muhaimin: Bakal Revisi UU KPK Ini Janji Anies-Muhaimin: Bakal Revisi UU KPK Pasangan capres-cawapres no Urut 2 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dalam acara Paku Integritas Capres-Cawapres yang dilaksanakan KPK, Rabu (17/1/2024) malam, mengungkapkan beberapa hal terkait pemberantasan korupsi jika memimpin Indonesia.


  • PP GPI Pasang Spanduk karena Anies Baswedan Tak Istiqomah Perangi Maksiat PP GPI Pasang Spanduk karena Anies Baswedan Tak Istiqomah Perangi Maksiat Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda Islam (GPI) Diko Nugraha menyebut calon presiden Anies Baswedan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta tidak istiqomah dalam memerangi kemaksiatan di Jakarta. Ia juga membenarkan pihaknya yang memasang sejumlah spanduk di beberapa tempat di Cirebon Jawa Barat dengan maksud tertentu.


  • Kampanye dengan Santun, Jangan Jelek-jelekkan Paslon Capres Lain Kampanye dengan Santun, Jangan Jelek-jelekkan Paslon Capres Lain Generasi milenial dapat mengkampanyekan AMIN dengan cara-cara yang santun, demikian ajakan dari Co Captain Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Azrul Tanjung, saat membuka turnamen futsal Piala AMIN CUP yang digelar oleh Garda Matahari untuk menggaet pemilih dari generasi Z, di Jakarta, Sabtu (13/1/2024).