merdekanews.co
Rabu, 04 April 2018 - 13:26 WIB

Barat Masih Tutup Mata Terhadap Pelanggaran HAM di Palestina

Aji Nugraha - merdekanews.co
Anggota Komisi VIII DPR RI Endang Maria Astuti

Jakarta, MERDEKANEWS -- Negara-negara barat terutama di Eropa dan Amerika masih tutup mata bila terjadi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang menimpa warga sipil Palestina. Terakhir, warga muslim Palestina bentrok dengan militer Israel di perbatasan jalur Gaza. Barat tak bersuara, kecuali negara-negara muslim, termasuk Indonesia.

Anggota Komisi VIII DPR RI Endang Maria Astuti saat ditemui sebelum Rapat Paripurna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (03/4/2018) mengatakan, kemerdekaan warga Palestina harus diakui sebagai hak hidup sebuah bangsa. Dan PBB berperan strategis untuk mengakui hak-hak warga Palestina ini.

“Kita berharap umat Islam di Palestina bisa merdeka sebagaimana manusia yang punya hak hidup. Itu dilindungi PBB. Tinggal sejauh mana PBB melindungi hak-hak asasi manusia di Palestina,” paparnya.

Sejauh ini, negara-negara barat di PBB juga tak banyak bersuara mendukung kemerdekaan Palestina. Endang menyesalkan sikap barat yang cenderung tutup mata atas tragedi kemanusiaan yang selalu terjadi di Palestina. Barat baru bersuara ketika pelanggaran HAM terjadi atas warganya sendiri.

“Bila ada pelanggaran HAM di Palestina, barat tutup mata. Tapi, kalau pelanggaran HAM kepada selain umat Islam barulah jadi pemberitaa dunia,” sesal politisi Golkar ini.

Beberapa waktu lalu, bentrok kembali terjadi dalam perayaan hari Gerakan Pulang Raya di Gaza, Palestina. Militer Israel bergerak represif terhadap warga Palestina yang berdemo ingin merebut tanah airnya sendiri lewat Gerakan Pulang Raya ini. Semua warga Palestina diimbau pulang ke tanah kelahirannya untuk merebut kemerdekaan, setidaknya memberi dukungan moril.

“Harapan kita pemerintah Indonesia juga terus memberi dukungan agar kemerdekaan Palestina terwujud. Dan warga Palestian di seluruh dunia agar pulang ke Palestina untuk memberi dukungan moril. Kemandirian Palestina perlu diwujudkan,” tutup Endang. (Aji Nugraha)