
Jakarta, MERDEKANEWS - Asian Development Bank (ADB) merupakan salah satu mitra penting yang berperan dalam transisi energi Indonesia. Melalui kerja sama peluncuran Mekanisme Transisi Energi (ETM) pada Presidensi G20 Indonesia 2022 yang lalu, saat ini Indonesia bekerja sama dengan ADB dalam uji coba pemensiunan dini salah satu pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 660 megawatt.
“Saat bertemu Presiden ADB, Masatsugu Asakawa, di penghujung agenda saya kemarin, kami membahas kelanjutan kerja sama proyek tersebut. Dengan dukungan kuat dari ADB, saya optimis kerja sama ini dapat dijadikan contoh di level global mengenai bagaimana transisi energi dilakukan secara konkret,” terang Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada Rabu (17/4) di Washington D.C waktu setempat.
Menkeu menegaskan bahwa kerja sama ini juga menjadi bukti bahwa transisi energi tidak bisa dilakukan oleh suatu negara secara sendiri. Keterlibatan peranan Multilateral Development Bank (MDB) dan sektor swasta sangat diperlukan.
“Saya sampaikan terima kasih atas seluruh dukungan dan kerja sama dari ADB kepada Indonesia selama ini. Semoga kerja sama dapat terus terjalin semakin kuat, khususnya dalam melanjutkan agenda transisi energi,” tukas Menkeu. (Viozzy)
-
Jangan Sampai Timbul Masalah Baru, Pemerintah Diminta Antisipasi Dampak Efisiensi memprediksi ribuan pekerja honorer baik di lembaga pemerintah pusat dan daerah akan kehilangan pekerjaan
-
Sri Mulyani Tegaskan Tidak Ada PHK Besar-besaran Honorer Imbas Efisiensi Anggaran dengan ini disampaikan bahwa tidak ada PHK tenaga honorer di lingkungan kementerian dan lembaga
-
Menteri Rini Widyantini Pastikan Pemerintah Sudah Alokasikan Gaji ke-13 dan THR untuk ASN alokasi anggaran telah disiapkan oleh masing-masing instansi pemerintah
-
Kementerian dan Lembaga Ini Potong Anggaran Hingga 70 Persen Demi Penghematan Pemangkasan anggaran kedua lembaga ini lebih dari 70 persen.
-
PPN 12 Persen Hanya Sasar Barang Mewah, Kadin: Industri Nasional Tetap Kompetitif pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen hanya untuk barang dan jasa mewah memberikan ruang bagi industri nasional tetap kompetitif