
Jakarta, MERDEKANEWS - Mahyudin melawan. Wakil Ketua MPR ini nekat melawan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto lantaran enggan dicopot.
Beranikah Mahyudin seperti Fahri Hamzah yang nekat menggugat bosnya di partai. Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus meminta Mahyudin mematuhi aturan partai berlambang pohon beringin.
Sikap patuh harus dikedepankan meski Mahyudin menolak keputusan Partai Golkar yang akan menggantinya dengan Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto dari kursi Wakil Ketua MPR.
"Ya kembali lagi. Kader partai atau bukan, gitu loh? Kalau partai sudah minta, beliau menolak, berarti kembali lagi sebagai kader partai harus patuh," ujar Lodewijk di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Mantan Komandan Jenderal Kopassus ini mengatakan Golkar belum memberikan sanksi terhadap Mahyudin yang memberikan perlawanan. Menurut dia, Mahyudin sebagai kader partai harus loyal terhadap Golkar.
"Jangan bicara gitu (sanksi), satu jawaban saya sebagai kader partai termasuk saya harus loyal kepada partai," jelas Lodewijk.
Selain itu, Lodewijk mengaku sudah mempunyai pertimbangan alasan memilih Titiek Soeharto sebagai pengganti Mahyudin menjabat Wakil Ketua MPR. Namun dia enggan membeberkan pertimbangan tersebut.
"Banyak pertimbangannya. Tapi sekali lagi bahwa ini adalah keputusan partai dan sebagai kader partai kita harus loyal," tutur dia.
Sebelumnya, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto ditunjuk Partai Golkar menggantikan Mahyudin di kursi Wakil Ketua MPR. Mahyudin melawan dengan menyebut pergantian itu melanggar pasal dalam UU MD3.
Jika DPP Golkar memaksakan pergantian itu, ia pun tak segan memprosesnya secara hukum. Dia menilai pergantiannya melanggar konstitusi.
"Dalam UU MD3 itu, pimpinan MPR bisa diganti kalau dia mengundurkan diri, meninggal dunia, atau berhalangan tetap," ujar Mahyudin. (Ira Safitri)
-
Menko Airlangga Pimpin Satgas Peningkatan Ekspor Nasional Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing, mengidentifikasi potensi dan memetakan produk-produk ekspor potensial Indonesia
-
Menko Airlangga: Ekonomi Hijau Jadi Sumber Baru Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan Fundamental yang baik ini menjadi modal bagi Indonesia untuk mendorong ekonomi hijau sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan
-
Menko Airlangga Minta Institut Teknologi Del Sumatera Utara Jadi Pelopor dalam Riset dan Teknologi Menko Airlangga: Institut Teknologi Del di Sumatera Utara Harus Direplikasi di Daerah Lain
-
Menko Airlangga: Kemitraan Indonesia dan Tiongkok Membawa Kemakmuran, Stabilitas, dan Peluang Investasi RRT tak kurang dari USD8.2 miliar dan menjadi peringkat tertinggi kedua di Indonesia
-
Menko Airlangga: Indonesia Punya Modal Besar Jadi Bangsa Maju Sasaran yang ingin dicapai Indonesia di tahun 2045 yakni PDB Nominal sebesar USD9.8 triliun dengan GNI per kapita USD30.300 dan kontribusi manufaktur ditargetkan mencapai 28% dengan serapan tenaga kerja sebesar 25,2%