merdekanews.co
Minggu, 11 Maret 2018 - 00:31 WIB

Tewasnya Sang Raja Ritel di Sungai Citarum

Setyaki Purnomo - merdekanews.co

Jakarta, MERDEKANEWS - Pendiri Matahari Departement Store Hari Darmawan meninggal dunia secara naas, Sabtu pagi (10/3/2018). Pebisnis  ritel yang kini pemilik swalayan Hari-Hari ini, ditemukan tewas tersangkut batu di Sungai Ciliwung, Bogor, Jawa Barat, sekitar pukul 06.00 WIB.

Sehari sebelumnya, tepatnya pada Jumat malam (9/3/2018), Hari dinyatakan hilang. Kala itu, Hari sedang berada di vilanya di kawasan Cilember, berdekatan dengan aliran Sungai Ciliwung. Ada dugaan bahwa Hari terpleset dan jatuh ke Sungai Ciliwung yang saat itu arusnya sangat deras. Lantaran hujan yang tak henti-henti.

Dan pada Sabtu pagi, mayat hari ditemukan dalam posisi tengkurap, tersangkut di bebatuan. Letaknya sekitar 1 kilometer dari vila Hari. Selanjutnya, almarhum akan dikremasi di Rumah Duka Kertha Semadi, Ubung Kaja, Denpasar, Bali. Sesuai keinginan Hari semasa masih hidup. rencana kremasi dilakukan pada Rabu (14/3/2018) setelah sebleumnya digelar doa penghiburan.

Selain berbisnis ritel, Hari yang dikenal dermawan serta murah senyum itu, memiliki Taman Wisata Matahari di Cisarua, Bogor, Sejak muda Hari adalah pekerja keras yang pantang menyerah. Lulus SMA, nekat merantau ke Jakarta. Selanjutnya dia menikahi puteri dari pemilik toko serba ada di kawasan Pasar Baru, namanya Mickey Mouse.

Tak lama kemudian, mertuanya menjual toko tersebut kepadanya. Nasib mujur berpihak kepadanya. Toko tersebut membesar dan memberikan keuntungan besar. Pada 1968, Hari membeli toko ritel terbesar di Pasar Baru, namanya Toko De Zon. Diambil dari bahasa Belanda yang kalau di-Inggris-kan bermakna The Sun alias Matahari.Entah kenapa, Hari ternyata lebih sreg menggunakan Matahari sebagai nama tokonya. Pada Oktober 1968 Hari membuka gerai pertama Matahari.

Urusan berdagang, Hari memang cukup kreatif. Dia sengaja memajang produk selengkap mungkin. Agar konsumen yang datang di tokonya tertarik dengan barang yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Dengan konsep ini, Toko Matahari punya banyak pelanggan. Dan, Toko Matahari menjadi pelopor Department Store pertama di Indonesia. Pada 1980, Hari melakukan ekspansi bisnis besar-besaram. Dia membuka cabang hampir di seluruh kota besar di Indonesia.

Dalam perjalanan bisnisnya, Matahari Department Store punya saingan berat namanya Wal-Mart, perusahaan ritel asal AS yang di Indonesia di bawah kendali Lippo Group. Dikuasai James Riady seorang bankir muda putera Mochtar Riady. Pada saat krisis moneter 1997, bisnis Hari mulai goyang. Saat itu Lippo Group menyatakan ingin mengakuisisi Matahari. Awalnya Hari menolak kemudian merelakannya. Ada spekulasi bahwa pembelian Matahari oleh James Riady merupakan strategi untuk menghilangkan pesaing. Benarkah? Setelah tak lagi menjadi pemilik Matahari, Hari mendirikan "Pasar Swalayan Hari-Hari'. Kini Hari harus mengakhiri hidup dengan cerita yang kurang menggenakkan. Selamat Jalan Pak Hari.

  (Setyaki Purnomo)