merdekanews.co
Rabu, 15 November 2023 - 15:35 WIB

Demo Konser Coldplay: Dinilai Dukung LGBT, Nir Empati Terhadap Gaza, Harga Tiket Selangit Hingga Minta Dibubarkan!

Ind - merdekanews.co
Coldplay siap tampil hari ini, Rabu (15/11), di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta. (Foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Grup musik Coldplay siap tampil hari ini, Rabu (15/11), di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta. Konser pertama grup band asal Inggris di Jakarta ini merupakan bagian dari rangkaian tur bertajuk Music of The Spheres.

Bagi sebagian masyarakat, kedatangan Coldplay masih menjadi pro kontra, terutama bagi massa yang menamakan diri Gerakan Nasional Anti-LGBT (Geranati LGBT). Mereka menilai band yang digawangi vokalis dan pianis Chris Martin, gitaris Jonny Buckland, bassis Guy Berryman dan drummer Will Champion ini mengampanyekan LGBT.

Geranati LGBT pun menggelar aksi demo terkait konser Coldplay pada Rabu ini di kawasan SUGBK. Sehari sebelumnya, Koordinator Lapangan aksi Geranati LGBT, Buya Husein menyebut pihaknya akan melakukan aksi damai.

Tuntuta aksi ini, kata dia, hanya sederhana. Massa meminta agar gelaran konser yang sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari itu dibatalkan. "Tolak, batalkan, dan bubarkan konser Coldplay," tegas Buya Husein.

Tak hanya itu, ia juga meminta Polri memproses hukum pihak penyelenggara acara. Buya Husein menuding pihak penyelenggara telah melanggar UUD 1945 dan Pancasila.

"Panitia lenyelenggara agar taubat. Juga menuntut Mabes Polri untuk menangkap dan memeriksa mereka karena telah melanggar konstitusi di NKRI, yaitu Pancasila sila pertama, UUD 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan Pasal 31 Ayat 3," ujarnya.

Sebelumnya, sejumlah massa pada Senin (13/11) lalu, aksi penolakan konser Coldplay dilakukan di depan Kedubes Inggris.



"Bukan kita anti dengan konser. Ini bukan konser sembarangan. Ini karena di dalamnya ada propaganda LGBT," kata salah seorang orator dalam orasinya.

Selain LGBT, massa juga menyebut bahwa konser Coldplay harus dibatalkan karena konser dilaksanakan saat ada perang antara Israel dan Hamas di Palestina.

Menurut orator, konser yang paling ditunggu-tunggu para pecinta musik di Indonesia ini tidak pantas untuk dilaksanakan. Sebab, hal ini dinilai tidak menunjukkan empati terhadap para korban di Palestina.

"Andai kata konser biasa pun, pada saat ini konser, di Palestina banyak manusia yang dibantai yang dibunuh yang harusnya kita berduka, mengapa mereka harus paksakan untuk berhura-hura," kata orator.

Selain itu, massa juga menyoroti para calon penonton yang rela membeli tiket konser seharga jutaan. Menurut mereka, uang untuk membeli tiket seharusnya bisa dialihkan untuk donasi kepada rakyat Palestina.

"Tiket yang dibeli paling murah informasinya Rp2 juta, paling mahal Rp11 juta. Anda bisa bayangkan kalau itu semua didonasikan untuk Palestina?" tutur orator.

Hingga hari H pelaksanaan konser, Rabu (15/11), aksi demo tengah berlangsung di kawasan SUGBK. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, massa melakukan aksi tanpa pemberitahuan.

Ia mengimbau kepada massa untuk tidak bertindak provokatif dan anarkistis.  "Sejauh ini Polda Metro Jaya belum menerima pemberitahuan apa pun dan tentunya kami mengimbau untuk tidak melakukan hal-hal yang di luar koridor prosedur hukum," kata Trunoyudo.

Trunoyudo memastikan tindak tegas akan dilakukan apabila massa melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Namun menurutnya tindak tersebut akan diambil sebagai upaya terakhir.

"Langkah tindakan hanya kami lakukan sebagai langkah terakhir. Harapannya kami sama-sama meningkatkan mewujudkan rasa aman sehingga semua bisa berjalan sesuai prosedur hukum yang berlaku," katanya.

(Ind)