merdekanews.co
Sabtu, 22 Juli 2023 - 14:50 WIB

Soal Pembubaran Pengajian oleh Polisi Jambi, GPK: Kalau Mau Ngaji di Mushola, Jangan di Tengah Jalan!

Viozzy - merdekanews.co
Foto dok Humas Polda Jambi

Jakarta, MERDEKANEWS - Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK) angkat bicara perihal polemik viral di sosmed video pembubaran pengajian Polisi saat demo pemblokiran jalan di Dusun Pematang Besaro Desa Teluk Raya, Kec. Kumpeh, Muaro Jambi, Provinsi Jambi, pada Kamis kemarin. GPK pun menyentil kemasan demo dalam bentuk pengajian tersebut. 

"Upaya Polri sudah tepat, kalau kita amati sudah lakukan upaya persuasif berhari-hari dan memberikan himbauan-himbauan secara humanis. Kalau mau ngaji ya di Musholla, di Masjid, atau dirumah jangan ditengah jalan, ganggu pengguna jalan lainnya. Ini kan mudharat caranya," tegas aktivis GPK Abdullah, Sabtu (22/7/23).

Abdullah mengatakan, aktivitas para pendemo dengan ngaji ditengah jalan justru mengganggu orang lain beraktivitas.

"Lakukan di tempat-tempat yang tidak berpotensi adanya najis dan suci. Janyan mengganggu atau menghalangi pemanfaatan asal dari jalan tadi," tambahnya.

Menurutnya, dalam gerakan demo tidak menutup kemungkinan ada penumpang gelapnya. Sehingga muncul framing video seolah-olah Ibu-Ibu Pengajian dibubarkan oleh Polisi.

"Jadi isunya menarik media dan viral, seolah-olah Polisi bertindak diluar prosedur. Jika kita lihat video awalnya secara utuh, pemblokiran itu sudah berhari-hari dan aksi menyampaikan pendapat dimuka umum sudah menyalahi aturan yang ada. Akses jalan umum tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya," katanya.

Dikatakannya, justru saat inilah Polri khususnya Polda Jambi bisa mematahkan isu Polri Presisi hanya narasi oleh kelompok-kelompok yang memberikan kritik tajam. 

"Saatnya Polri Presisi beraksi, dan bukan narasi lagi. Rakyat mendukung Polri demi menjaga keamanan dan melayani masyarakat secara ikhlas dan tulus," pungkasnya.

Sebelumnya, Aktivis Corong Rakyat menilai langkah aparat Kepolisian Jambi sudah melakukan tugasnya dengan membubarkan pengajian yang ada di Dusun Pematang Besaro Desa Teluk Raya, Kec. Kumpeh, Muaro Jambi, Provinsi Jambi, pada Kamis kemarin.

Pasalnya, pengajian hanya lah kemasan pemblokiran jalan yang sudah dilakukan berhari-hari dan bisa memicu gangguan Kamtibmas (mengganggu masyarakat yang menggunakan akses jalan tersebut).

"Jangan terprovokasi dengan video singkat saat pembubaran pengajiannya saja. Tapi lihat secara utuh, dimana Polisi sudah memberikan langkah-langkah humanis dan kejadian pemblokiran jalan sudah dilakukan beberapa hari," tegas Aktivis Corong Rakyat Hasan, hari ini.

Menurutnya, yang paling paham dengan kondisi yang ada di lapangan adalah aparat Kepolisian. Dan video yang beredar adalah bentuk framing untuk menyerang langkah Kepolisian dalam bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Ukurannya adalah kemaslahatan di wilayah itu juga. Kasus itu membuat polisi sudah melakukan tugasnya," tuturnya.

Kendati demikian, kata dia, pengajian tersebut tujuannya untuk kebaikan, namun jika ada mudharat, harus dihilangkan mudharatnya itu. Kalau tujuannya baik, harus dilakukan dengan cara yang baik. 

Pihaknya juga tidak melarang aksi demonstrasi menyampaikan aspirasinya didepan publik dan hal itu sudah di atur dalam Undang-Undang. Era demokrasi, sah-sah saja untuk melakukan aksi demo maupu kritik, tapi caranya jangan kebablasan.

"Gunakan cara-cara demo menyampaikan aspirasi yang tidak melanggar aturan dengan melakukan pemblokiran jalan berhari-hari. Sudah mengganggu masyarakat lainnya selaku pengguna jalan. Langkah Polisi sudah benar dengan membubarkan pengajian tersebut, karena sudah ada himbauan dari awal dan langkah-langkah sudah dilakukan. Stop framing menyudutkan ke Polri, beri kesempatan pimpinan Kepolisian disana menyampaikan penjelasan," pungkasnya.

Untuk diketahui, dalam video tersebut viral di media sosial dengan narasi mendeskreditkan Polri. Dimana para Ibu-ibu yang menggelar pengajian sebagai bentuk unjuk rasa karena konflik dengan perusahaan sawit tersebut akhirnya dibubarkan paksa oleh Polisi. Bahkan, seorang Polisi melarang aksi tersebut divideokan. Pun Polisi juga membopong sejumlah orang yang ikut aksi tersebut.

Pengunggah menyebut bahwa saat itu masyarakat sekitar menggelar aksi damai mempertahankan lahan kehidupan mereka yang disebut direbut oleh perusahaan sawit. (Viozzy)






  • Wamen: Pembubaran 7 BUMN Bagian dari Transformasi Wamen: Pembubaran 7 BUMN Bagian dari Transformasi Transformasi BUMN dilakukan agar dapat menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif dan berkelanjutan, terbukti dengan hasil positif di mana laba bersih BUMN secara konsolidasi meningkat signifikan, dari Rp13,3 Triliun pada 2020 menjadi diperkirakan Rp280 Triliun pada 2023