merdekanews.co
Sabtu, 04 November 2017 - 20:23 WIB

Tenaga Psikologi Masuk Puskesmas

Biaya Hidup Tinggi, 20 Persen Warga DKI Setres?

Khairi Ataya - merdekanews.co
Macet juga jadi penyebab warga terjangkit setres

JAKARTA, MerdekaNews – Masya Allah. Ternyata warga Jakarta banyak yang setres.

Ada sekitar 20 persen yang rentan terjangkit virus galau itu. Saat ini jumlah penduduk ibukota sekitar 10 juta.

Setres disebabkan karena persoalan ibukota seperti macet, banjir hingga biaya hidup tinggi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto agar ada tenaga psikolog di tiap kecamatan.

Selama ini, pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas hanya pelayanan kesehatan dasar. Anies pun bertanya kepada Koesmedi berapa banyak orang stres yang ada di Jakarta.

"Oh banyak Pak, bahkan kami masih menemukan masih ada orang yang dipasung," jawab Koesmedi.

Anies mengatakan ada 20 persen warga Jakarta yang rentan terhadap stres. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan gangguan jiwa yang dialami warga juga disebabkan dari permasalahan di Ibu Kota ini. Dinas Kesehatan juga diminta untuk memperhatikan masalah kesehatan mental warga Jakarta.

"Makanya kenapa bahagia itu penting. Contoh kalau bahagia itu enggak stres Pak. Target kita serius untuk bahagia," kata Anies.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Tuty Kusumawati mengatakan ide ini sebenarnya sudah ditindaklanjuti. Program untuk merekrut psikolog di tiap puskesmas kecamatan rencananya akan direalisasikan tahun depan.

Anies pun menanyakan hal lain terkait itu. Menurut dia, tidak ada orang yang mengaku bahwa dirinya stres. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan harus memikirkan cara untuk mengobati orang stres yang tidak mau mengaku. Dengan demikian, adanya tenaga psikolog di puskesmas nanti bisa efektif.

"Ide satu psikolog satu puskesmas, itu menarik. Tapi Bapak pikirkan ada enggak orang yang mengaku stres di Jakarta ini? Enggak ada. Nanti kita pikirkan cara yang paling efektif," kata Anies.

  (Khairi Ataya)