merdekanews.co
Selasa, 25 Januari 2022 - 07:51 WIB

Jago Moneter, Khofifah Digadang gadang Masuk Bursa Capres

MUH - merdekanews.co
Khofifah Indar Parawansa

MERDEKANEWS-Kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa dianggap berhasil menjaga stabilitas inflasi di Jawa Timur (Jatim), terkendali di tengah pandemi Covid-19. 

Hal itu dikatakan President Director Center for Banking Crisis (CBC), Deni Daruri dalam keterangannya, Selasa (25/1)

Pakar keuangan dan moneter ini memuji kemampuan moneter Khofifah cukup oke. Tak ada gejolak harga di Jatim. Alhasil, kata Deni, tingkat kepuasan warga Jatim, terhadap kinerja Gubernur Khofifah sangat tinggi, mencapai 82,8 persen. 

Sejak menjadi Gubernur Jatim, kata Deni, Khofifah sudah memperlihatkan kepiawaian sebagai sosok yang memahami moneter. Di mana, inflasi mampu ditekan turun dan sangat terkendali.

"Hal ini tidak mudah karena dibandingkan dengan DKI Jakarta, Jatim adalah bagaikan A 380, sedangkan DKI Jakarta dapat disamakan dengan Cesna, mengingat penduduk Jatim adalah nomor dua terbesar di Indonesia, Jateng sinonim dengan A 300," papar Deni.

Inflasi pada 2019 sebesar 2,12 persen, lanjutnya, turun ketimbang inflasi pada 2018 sebesar 2,86 persen.  Setahun menjabat, inflasi tetap bisa diturunkan menjadi 1,44 persen. Capaian ini menjadi sejarah baru di tataran kepala daerah di Jatim. 

“Tidak berlebihan jika Khofifah sudah membuktikan diri memahami ilmu  moneter," tuturnya.

Tahun lalu, inflasi di Jatim semakin terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim,  mencatat pada Oktober 2021, Jatim mengalami inflasi 0,18 persen setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi 0,11 persen.

Di era pandemi Covid-19, indikator Kesehatan perekonomian dilihat dari besarnya produksi listrik. 

"China yang katanya mau menjadi negara adi daya, produksi listriknya terseok-seok di era Covid-19, sementara itu Jatim produksi listrik di bawah kepemimpinan Khofifah terus menanjak tinggi," tuturnya.

Saat Khofifah menjadi Gubernur Jatim pada 2019, lanjut Deni, produksi listrik meningkat menjadi 39,41 juta Mwh. Jauh di atas 2018 sebesar 37,86 Mwh. Sementara pada 2020, naik lagi menjadi 39,61 Mwh.

"Di era Khofifah, ubi jalar memiliki produktivitas yang sangat tinggi, yaitu sebesar 278,7 kw/ha dan produksinya juga meningkat menjadi 283,6 ribu ton tahun 2020, dari sebelumnya 236,3 ribu ton tahun 2019," ungkapnya.

Sedangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selalu meningkat. Pada 2019 sebesar 71,5, di mana pada 2018 sebesar 70,77. Sedangkan 2020, IPM meningkat menjadi 71,71. Peningkatan pertumbuhan IPM pada 2021, dipengaruhi membaiknya sejumlah indikator pembentuknya, baik indeks kesehatan, indeks pendidikan,  maupun indeks pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan.

Tahun 2021, kata Deni, Indeks Pembangunan manusia Jatim meningkat lagi menjadi 72,14. Faktor pendidikan akan menjadi investasi penting untuk meningkatkan daya saing daerah di masa yang akan datang.

Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan yang dilakukan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah adalah Indeks Pendidikan. Di mana, indeks pendidikan adalah komponen yang menyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Strategi Khofifah dalam meningkatkan IPM, kata Deni, adalah peningkatan alokasi belanja Pemerintah daerah bidang pendidikan, pendapatan per kapita, angka partisipasi sekolah SMP, angka partisipasi sekolah SMA, dan rasio murid guru tingkat SD.

"TPT lulusan universitas pada Agustus 2021 sebesar 5,17 persen. Angka ini menunjukkan tren penurunan dibandingkan Februari 2021 dan Augustus 2020 yang masing-masing sebesar 5,59 persen dan 6,08 persen. Kurva Phillips menunjukkan hubungan antara inflasi dan pengangguran," paparnya.

Dalam jangka pendek, inflasi dan pengangguran berbanding terbalik; ketika satu kuantitas meningkat, yang lain berkurang. Dalam jangka panjang, tidak ada trade-off. Pengangguran akan hilang dengan sendirinya.

"Dengan prestasi Khofifah diatas maka kinerja Jatim akan menjadi miniatur Indonesia akan lebih maju. Bisa jadi Khofifah akan menjadi alternatif presiden  yang paling mumpuni, seperti halnya Eks Kanselir Jerman, Angela Merkel," pungkasnya. (MUH)






  • Ini Analisis Aljabar Strategic Terkait Capres, Efek Ekor Jas, dan King Maker 2024 Ini Analisis Aljabar Strategic Terkait Capres, Efek Ekor Jas, dan King Maker 2024 Dukungan Jokowi bakal diperebutkan oleh Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Jika ini terkait dengan “Real King Maker”, Jokowi telah memperlihatkan posisi kalau ia berkepentingan di Pilpres 2024. Munculnya kode-kode capres yang diharapkannya dan dukungan relawan yang ikut dengan irama politik Jokowi.