
MERDEKANEWS -Pernyataan Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris, Zac Goldsmith tentang Zero Deforestation dan COP26 Forest Agreement dinilai keliru dan menyesatkan (misleading).
Karena, COP26 sedang berjalan sehingga belum ada Agreement apapun yang dihasilkan pada Selasa 2 November lalu.
"Sedangkan pertemuan yang dilakukan pada 2 November di London adalah Leaders Meeting on Forrest and Land Use yang menghasilkan deklarasi. Dalam deklarasi yang dihasilkan itu sama sekali tidak ada terminologi ‘end deforestation by 2030’,” tegas Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mahendra Siregar, Kamis (4/11).
Karena itu, dalam menyikapi pernyataan Golsmith ini, lanjut Mahendra harus mawas diri, jangan lengah dan tidak boleh terpengaruh.
“Terus fokus dalam pengelolaan hutan, seperti penegasan Presiden Jokowi dalam pidato pembukaan COP26 maupun di Leaders Meeting tanggal 2 November itu. Apalagi yang diungkapkan Presiden Jokowi tentang upaya dan pengelolaan hutan kita diapresiasi banyak negara karena memberikan hasil konkrit,”katanya.
Mahendra melihat, Indonesia, negara yang mencapai kemajuan terbesar dalam hal pencegahan karhutla dan deforestasi.
“Jadi ada fakta yang kontras. Kita berhasil mengelola hutan, sementara dibelahan lain, termasuk negara-negara maju seperti AS, Australia, dan Eropa dilanda karhutla yang terbesar selama ini,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pernyataan Golsmith melalui twitter pribadinya memantik polemik.
Dalam twitternya tertanggal 2 November 2021 itu, dan kemudian juga banyak dikutip media, Goldsmith menyinggung seakan-akan ada COP-26 Forest Agreement pada 2 November itu, yang sebenarnya tidak ada sama sekali. Sehingga pernyataan Golsmith yang dijadikan pegangan dan dikutip banyak media juga salah.
Di lain pihak, forum leaders meeting “Forests Agriculture Commodity Trade (FACT)” itu sebenarnya pertemuan di luar pertemuan resmi COP-26 .
Pertemuan itu diselenggarakan untuk memanfaatkan kehadiran para pemimpin dunia di Glasgow, sehingga dibuat forum itu.
Forum tersebut, menyepakati suatu deklarasi yang menyebutkan upaya menghentikan forest lost, mendorong pemulihan hutan 2030 yang untuk Indonesia penerapannya telah dilaksanakan selama ini dalam bentuk sustainable forest management yang dijabarkan Presiden Jokowi dalam Leaders Meeting itu.
Presiden menyampaikan, bahwa kebijakan Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat deforestasi terendah selama 20 tahun terakhir, dan kebakaran hutan turun 82 persen.
Pada saat yang sama di belahan dunia lainnya karhutla dan deforestasi melonjak tajam.Presiden Jokowi yakin dengan melanjutkan kebijakan tersebut maka forest dan land use Indonesia akan menjadi net-carbon sink pada 2030, sehingga memberikan kontribusi penting bagi perubahan iklim dunia. (Muh)
-
Teken Kesepakatan Kerja Sama, Universitas Paramadina dan Kemenlu RI Bahas Krisis Global Indonesia berencana untuk meningkatkan peran dalam kerja sama Selatan-Selatan dan memanfaatkan perusahaan nasional untuk memperluas akses pasar, terutama di wilayah Afrika yang dipandang memiliki potensi pertumbuhan besar
-
Lebih dari 2.400 WNI Jadi Korban Kasus TPPO dalam 2 Tahun Terakhir setidaknya ada lebih dari 2.400 kasus warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO)
-
RI Laksanakan Perjanjian Internasional Terkait Penanganan Iklim Indonesia komitmen terhadap keputusan perjanjian internasional terkait Penangan Perubahan Iklim.
-
Kisruh Batas Maritim Indonesia, Australia Kepala Batu Kisruh batas wilayah maritim antara Indonesia dan Australia buntu. Australia sepertinya kepala batu karena ogah negoisasi ulang.