Asesmen Nasional: Tujuan Utama Adalah Perbaikan Kualitas Pembelajaran
Jakarta, MERDEKANEWS -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) hari ini menggelar Bincang Pendidikan ‘Persiapan Asesmen Nasional’.
Diluncurkan pada tahun 2019 sebagai Merdeka Belajar episode pertama, Asesmen Nasional (AN) mencakup tiga komponen besar, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi dan Numerasi, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Hadir sebagai narasumber Bincang Pendidikan, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbangbuk) Anindito Aditomo. Kabalitbangbuk menyatakan bahwa nantinya, hasil dari ketiga komponen AN akan disampaikan kepada sekolah dan pemerintah daerah sebagai bahan evaluasi diri dan perencanaan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Tidak ada konsekuensi diberikan terhadap peserta AN.
“Hasil pemetaan dari AN dapat membantu sekolah, pemerintah daerah, dan Kemendikbudristek untuk melakukan intervensi yang lebih terarah dan berbasis data, sehingga lebih sesuai kebutuhan. Umpan balik dari AN dibutuhkan untuk mendorong transformasi pendidikan ke arah yang lebih berkualitas,” ungkap Kabalitbangbuk.
Kemendikbudristek Jamin Tidak Ada Konsekuensi Bagi Peserta AN
Pada kesempatan ini, Kabalitbangbuk juga menjelaskan bahwa di tingkat pusat, Kemendikbudristek sudah hampir rampung mempersiapkan AN. Instrumennya telah dikembangkan dengan pendekatan yang baku, namun akan terus disesuaikan berdasarkan data dan masukan.
“Sesuai rancangan program dari awal, pengembangan instrumen dilakukan dengan melibatkan pakar, peneliti, dan praktisi. Selain itu juga mempertimbangkan data dan masukan, termasuk dari penerapan terbatas di Sekolah Penggerak. Umpan balik dari sekolah merupakan hal penting untuk mendapatkan data yang berkualitas dan bermanfaat,” tekannya.
Termasuk data dari Survei Lingkungan Belajar, Kabalitbangbuk menekankan, “saya jamin, hasil asesmen tidak digunakan untuk menilai individu murid, guru, ataupun kepala sekolah. Jawaban individu merupakan data yang dirahasiakan. Survei hanya akan menghasilkan skor kolektif di tingkat sekolah dan daerah. Hasil akhir AN murni bertujuan untuk perbaikan mutu pembalajaran dan tidak akan memberikan konsekuensi terhadap individu pesertanya.”
Survei Lingkungan Belajar Murni Mengukur Kualitas Pembelajaran, Iklim Keamanan, dan Iklim Kebinekaan Sekolah
Pemetaan hasil AN yang akan bermanfaat secara nasional ini mencakup banyak aspek pendukung pembelajaran. Dijelaskan Kabalitbangbuk bahwa pemetaan tidak lepas dari hasil Survei Lingkungan Belajar.
“Survei Lingkungan Belajar mengukur aspek-aspek dari sekolah sebagai lingkungan yang mendukung terjadinya pembelajaran. Hal ini mencakup aspek yang secara langsung berkaitan dengan pembelajaran seperti fasilitas belajar, praktik pengajaran, refleksi guru, dan kepemimpinan kepala sekolah. Survei Lingkungan Belajar juga mengukur aspek yang menjadi prakondisi bagi pembelajaran seperti iklim keamanan dan iklim kebinekaan sekolah,” jelas Kabalitbangbuk.
Iklim kebinekaan yang baik mencerminkan penerimaan dan dukungan terhadap hak-hak semua warga sekolah, terlepas dari latar belakang gender, sosial-ekonomi, budaya, politik, agama, maupun kondisi fisik. Rasa diterima dan didukung tanpa diskriminasi ini menjadi prakondisi bagi pembelajaran yang berkualitas.
Selain mengukur iklim kebinekaan, Survei Lingkungan Belajar juga mengukur iklim keamanan sekolah. Rasa aman di sekolah juga merupakan prasyarat bagi terjadinya proses pembelajaran. Iklim keamanan sekolah mencakup indikator-indikator seperti kejadian perundungan, penggunaan narkoba, dan kekerasan di sekolah.
Di luar iklim sekolah, bagian terbesar dari Survei Lingkungan Belajar sebenarnya adalah berbagai aspek yang secara langsung terkait kualitas pembelajaran. Ini mencakup indikator-indikator fasilitas belajar, praktik pengajaran, refleksi guru, dan kepemimpinan instruksional kepala sekolah.
(Deka)
-
Antusiasme Tinggi, KBRI Paris Buka Lima Kelas BIPA Penetapan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa sidang umum di UNESCO pada November 2023 merupakan penguat upaya internasionalisasi dari bahasa Indonesia
-
Tingkatkan Literasi Sejak Dini, Kemendikbudristek Gelar "Mudik Asyik Baca Buku" di Titik Sentral Moda Transportasi Tingkatkan Literasi Sejak Dini, Kemendikbudristek Gelar "Mudik Asyik Baca Buku" di Titik Sentral Moda Transportasi
-
Tetapkan 40.541 Formasi Kemendikbudristek, Menteri Anas: Tenaga Non ASN/Honorer dan Dosen Jadi Perhatian Formasi ini menjadi bagian dari upaya penuntasan tenaga non ASN/honorer di seluruh unit kerja Kemendikbudristek, selain tentu formasi dalam skema luas di dunia pendidikan yang juga tersebar di Pemda
-
Kemendikbudristek Pastikan Pramuka Tetap Menjadi Ekstrakurikuler Wajib Disediakan Sekolah Kemendikbudristek Pastikan Pramuka Tetap Menjadi Ekstrakurikuler Wajib Disediakan Sekolah
-
Hari Film Nasional Tahun 2024, Kemendikbudristek Perkuat Ekosistem Perfilman Indonesia Kebudayaan bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga menjadi kunci untuk memahami masa kini dan merancang masa depan. Perfilman nasional ikut andil dalam memperkuat tatanan budaya dan mengokohkan pemajuan kebudayaan Indonesia