merdekanews.co
Rabu, 31 Maret 2021 - 22:50 WIB

Sejak Orang Parpol Kebelet Jadi Ketua NU DKI, Pengamat: Money Politik Jadi Marak    

Khairy/MN - merdekanews.co
Ilustrasi

MERDEKA NEWS - Pengamat politik Miftahul Adib menilai gaduhnya pemilihan Ketua NU DKI Jakarta lantaran adanya kader parpol yang ikut cawe-cawe. Selama ini, NU DKI selalu teduh dan tak ada gaduh.

Pemilihan Ketua Nahdlatul Ulama (NU) DKI Jakarta yang rencananya akan digelar pada bulan April gaduh lantaran adanya isu money politik menjelang Konferensi Wilayah (Konferwil).

Diduga munculnya isu money politik lantaran banyak elit dan kader parpol yang ikut mencalonkan menjadi Ketua NU DKI Jakarta.

Diketahui beberapa kader parpol mulai gerilya ingin merebut kursi Ketua NU DKI. Sebut saja Wakil Ketua MPR Dr KH Jazilul Fawaid dari PKB dan Nusron Wahid (Golkar). 

Adib meminta kepada para elit parpol tidak merusak NU. "Cara money politik itukan dilakukan oleh elit parpol dan bukan para ulama," tegas Adib kepada wartawan, Kamis (31/3). 

NU kata dia, dirusak oleh kpentingan politik dan disusupi  kader kader partai yang akan mengambil keuntungan. "Biasanya para kader parpol itu memakai dalih menjadikan NU lebih baik. Menjaga khittah NU tidak berkaitan dengan parpol," terangnya.

Dia berharap NU DKI Jakarta dipimpin bukan dari orang parpol. "Karena NU DKI itu selalu teduh. Janganlah direcoki oleh orang parpol dengan merusak NU," ungkap Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Politik Nasional (KPN) ini.

Seperti diberitakan, nama Sekda DKI Marullah Matali disebut-sebut sebagai calon yang netral. Marullah dinilai mampu membawa NU jauh dari kepentingan politik dan elit.  (Khairy/MN)