
Jakarta, MERDEKANEWS -- Salah satu kunci dalam mengatasi COVID-19 adalah dengan mengajak seluruh elemen masyarakat bekerja sama, termasuk perempuan. Peran perempuan sangat penting dalam unit terkecil di masyarakat, yaitu keluarga, sebagai garda terdepan dalam melawan COVID-19.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melihat peran perempuan dan para ibu sebagai ujung tombak dalam edukasi bencana di lingkungan keluarga. Ini melatarbelakangi untuk memperkuat pengetahuan risiko sehingga mereka dapat membagikannya kepada anggota keluarga yang lain. Khususnya dalam masa pandemi COVID-19, adaptasi kebiasaan baru dapat diterapkan keluarga untuk menjadi aman dan produktif.
Latar belakang tersebut mendorong BNPB untuk meningkatkan kapasitas multipihak yang tergabung dalam Gerakan Pengurangan Risiko Bencana (GPRB). Melalui BNPB, Direktorat Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana (PSPB) menyelenggarakan pertemuan di ruang digital bertema _Perempuan Sebagai Guru Kesiapsiagaan Bencana dan Rumah Sebagai Sekolah dalam Rangka Adaptasi Kebiasaan Baru Masyarakat Produktif dan Aman dari Covid-19_ pada Jumat (19/6).
GPRB merupakan gerakan penguatan kapasitas individu dan komunitas yang berfokus pada kegiatan partisipatif dalam melakukan aksi individu maupun kolektif, serta membangun budaya aman dan peningkatan kualitas hidup berbasis pengurangan risiko bencana (PRB).
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Wisnu Widjaja menyampaikan bahwa kolaborasi strategis melalui pendekatan “Gerakan” diharapkan mampu melibatkan dan memobilisasi kapasitas sumber daya, kepempimpinan, teknologi, dan taktik dari seluruh komponen pentaheliks.
Ia juga mengatakan bahwa BNPB berkomitmen untuk menindaklanjuti peningkatan kapasitas. Peningkatan kapasitas ini untuk memperkuat gerakan melalui kegiatan bimbingan teknis kolaboratif dengan beberapa topik.
Topik tersebut mencakup:
- pemahaman risiko COVID-19 dan upaya pencegahan (pengegahan dan mitigasi)
- Gender dan inklusivitas dalam membangun keluarga tangguh dalam menghadapi COVID-19
- Inisiatif membangun ketangguhan keluarga berbasis ekonomi produktif dan aman COVID-19
- Penanganan kesehatan di rumah untuk COVID-19 (kesiapsiagaan dan penanganan darurat)
- Beradaptasi dengan kondisi COVID-19 (tatanan kebiasaan produktif dan aman covid-19)
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengembangkan berbagai media komunikasi publik yang sederhana, menarik dan mudah dipahami untuk 5 pesan utama pencegahan COVID-19.
Setiap pesan dikembangkan dalam ragam media dan dapat diadopsi sebagai materi standar dalam pelatihan. Pelibat utama yang perlu dipastikan dalam gerakan adalah Posyandu, PKK, dan organisasi, dan kelompok perempuan, yang telah eksis di masyarakat, dan organisasi di tingkat lokal, seperti organisasi kader/relawan.
Dalam pertemuan itu, beberapa tantangan potensial disuarakan seperti penguatan kesadaran gender untuk merekonstruksi peran gender di keluarga.
Sementara itu, gerakan ini akan diperluas secara bertahap sesuai dengan situasi di berbagai daerah dan dukungan dari pemangku kepentingan.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Deputi Sistem dan Strategi BNPB, Direktur PSPB BNPB, dan Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes serta dihadiri oleh BKKBN, perwakilan organisasi seperti DWP Pusat, DWP BNPB, Komunitas Keagamaan (NU, MDMC, Matakin, Walubi, Permabudhi, PHDI, KWI, PGI, Budha NSI), Jakarta Rescue, YEU, UNICEF, Plan Indonesia, Planas PRB, Ibu Profesional, dan PPSW.
-
Diapresiasi Negara, BRI Jadi Perusahaan Pembayar Pajak Terbesar Sepanjang 2023 Jadi Perusahaan Pembayar Pajak Terbesar, BRI Diapresiasi Oleh Negara
-
Satgas Covid-19 Akan Terus Optimalkan Fungsi Posko PPKM Mikro Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 akan terus fokus pada pembenahan dan perbaikan manajemen di lapangan mulai dari hulu hingga ke hilir dalam kerangka Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di daerah.
-
Tim Gabungan TNI dan Polri Perkuat Pelaksanaan PPKM Berskala Mikro di Daerah Tim gabungan dari TNI dan Polri telah melakukan sejumlah langkah pengendalian untuk mengatasi penularan kasus Covid-19 di wilayah Kudus dan Bangkalan. Dua wilayah tersebut diketahui tengah mengalami lonjakan kasus yang cukup besar setelah masa libur Lebaran.
-
Lebih dari 500 Ribu Tenaga Kesehatan telah Mengikuti Vaksinasi Covid-19 Sebanyak lebih dari 500 ribu tenaga kesehatan telah memperoleh suntikan dosis vaksinasi Covid-19.
-
Satgas Covid-19: Daerah Yang Tidak Masuk Zona Merah Bukan Berarti Aman Daerah yang saat ini tidak berada dalam zona merah atau risiko tinggi, diminta tidak lengah. Bagi daerah yang berada di zona oranye pun belum bisa merasa aman karena penularan Covid-19 masih terus terjadi.