merdekanews.co
Jumat, 22 Desember 2017 - 17:31 WIB

128 Negara Dukung Palestina

Amerika Tidak Segahar Mulut Donald Trump

AY Rijal - merdekanews.co
Sidang DK PBB yang menolak Yarusalem Ibu Kota Israel.

Jakarta, MERDEKANEWS - 128 negara siap pasang badan. Mereka bernyali besar untuk menentang Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

128 negara itu mendukung resolusi Majelis Umum PBB. Mereka mendesak agar Amerika Serikat menarik pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Seperti dilansir dari Antara, dalam pemungutan suara, 128 negara menyatakan dukungan terhadap resolusi, sembilan negara menolak dan 35 lainnya abstain.

Sebanyak 21 negara tidak memberikan suaranya (abstain).

Ancaman Trump yang akan memutus bantuan keuangan terhadap negara-negara yang mendukung resolusi terlihat memberikan dampak pada hasil pemungutan suara.

Pasalnya jumlah negara yang menyatakan abstain dan menolak resolusi lebih banyak dibandingkan dengan yang biasanya terjadi pada saat pemungutan suara digelar atas rancangan resolusi-resolusi yang berkaitan Palestina.

Meskipun demikian, Washington dikucilkan oleh banyak negara Barat dan Arab sekutunya, yang memberikan suara dukungan terhadap resolusi.

Beberapa di antara negara sekutu itu, seperti Mesir, Jordania dan Irak, merupakan penerima bantuan militer atau ekonomi dalam jumlah terbesar dari AS.

Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas menggambarkan hasil pemungutan suara itu sebagai 'kemenangan bagi Palestina'.

Sebelumnya, Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan akan memindahkan kedutaan besarnya ke kota itu.

Di mana diketahui, Yerusalem merupakan kota suci bagi Muslim, Yahudi dan Kristen.

"Amerika Serikat akan mengingat hari ini, yaitu saat (AS) diincar di Majelis Umum hanya karena menjalankan hak kami sebagai bangsa berdaulat," kata Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, kepada 193 negara anggota Majelis Umum menjelang pemungutan suara digelar.

"Kami akan mengingat ini, ketika kami diminta lagi menjadi penyumbang terbesar di dunia kepada Perserikatan Bangsa-bangsa, dan begitu banyak negara datang meminta kami, seperti yang mereka kerap lakukan, bahkan untuk memberikan lebih banyak lagi dan menggunakan pengaruh kami bagi kepentingan mereka," katanya

“Kami Tidak Silau Dengan Dolar”

Presiden Turki, Tayyip Erdogan menyampaikan pesan kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Pesan ini terkait dengan ancaman yang disampaikan oleh Trump kepada negara-negara PBB, di mana Trump akan memutus bantuan kepada negara yang menyetujui resolusi mengenai Yerusalem.

Erdogan menyatakan, Trump tidak akan bisa membeli suara Turki dengan uang mereka. Dia menegaskan, dukungan Turki terhadap Palestina adalah mutlak dan tidak akan bisa digoyahkan oleh ancaman semacam ini.

"Trump, Anda tidak dapat membeli kehendak demokratis Turki dengan dolar Anda. Kami tidak silau dengan dolar," kata Erdogan dalam sebuah pidato di Ankara, seperti dilansir Reuters pada Kamis (21/12/2017).

"Saya berharap dan berharap AS tidak akan mendapatkan hasil yang diharapkan dari sana (negara-negara PBB) dan dunia akan memberikan pelajaran yang sangat bagus untuk AS," sambungnya.

Sebelumnya, Palestina menyatakan apa yang dilakukan Trump adalah sebuan bentuk pemerasan dan serangan langsung terhadap kedaualatan negara-negara anggota PBB. "Kami berharap negara-negara dunia akan menghadapi ancaman AS," ucap juru bicara Fatah Osama al-Qawasm.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menuturkan pihaknya dengan tegas menolak pembahasan resolusi mengenai Yerusalem di PBB, dan kembali menyatakan langkah AS sudah benar, karena menurutnya Yerusalem adalah Ibu Kota Israel sejak dahulu kala. (AY Rijal)