merdekanews.co
Jumat, 29 November 2019 - 23:17 WIB

Airlangga Vs Bamsoet Ancam Golkar Pecah, Bang AM Siap Jadi Kuda Hitam

Setyaki Purnomo - merdekanews.co

Jakarta, MERDEKANEWS - Perseteruan kubu Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo berebut kursi ketua umum Partai Golkar dalam Munas 4-6 Desember 2019, terus memanas. Dikhawatirkan Golkar bakal terbelah.

Tak ingin Golkar tertimpa apes, kader muda Partai Golkar, Aris Mandji memberanikan diri untuk mendaftar sebagai calon ketua umum di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/11/2019). "Dua kubu yang ngotot maju bisa menjadi duri dalam daging bagi Golkar. Jangan sampai Golkar terbelah. Perlu pemimpin alternatif demi kejayaan Golkar di masa depan," papar Bang AM, sapaan akrab Aris Mandji kepada wartawan usai pendaftaran.

Dia bilang, ketua umum Partai Golkar haruslah memiliki komitmen serta niat baik untuk mempersatukan seluruh kader yang potensial. Bukan malah menciptakan kubu-kubuan. "Pemimpin itu harus punya jiwa besar. Bukan ketika berkuasa memasang kelompok atau konco-konconya, tanpa melihat rekam jejak atau kemampuannya," ungkap politisi asal Makassar ini.

Ya, kekhawatiran Aris Mandji cukup beralasan. Sosok Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto memang mendominasi di internal Golkar. Saat ini, kedua kubu ini gencar melancarkan serangan udara melalui media. Termasuk pernyataan Bamsoet soal alasan maju ke bursa Golkar-1.

"Misalnya, Bamsoet mengatakan alasan dirinya maju karena kelompoknya banyak dicopot dari pengurusan. Ini kan seharusnya tidak perlu terjadi kalau ada komunikasi. Politik itu kan kompromi. Selalu ada jalan atau pemecahan masalah," kata Aris Mandji.

Di era Orde Lama, Orde Baru hingga Reformasi, lanjut Bang AM, Golkar punya kontribusi besar terhadap NKRI. "Era Orba, Indonesia berhasil berswasembada pangan. Peran Golkar sangat besar kala itu. Ke depan, Golkar harus mampu mengulang sukses itu. Syaratnya, Golkar harus dipimpin oleh sosok yang mau mendengar dan merangkul," tuturnya.

Soal dukungan, Bang AM mengaku sudah mengantongi 30% dukungan dari seluruh DPD I dan DPD II. Khususnya dari kawasan Indonesia Timur. Dirinya juga bertekad tidak akan mengundurkan diri dari pencalonan. "Sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai. Kalah menang soal nanti. Yang penting bagaimana meraih kejayaan Golkar, serta menyelamatkan Golkar dari perpecahan," ungkapnya.

Sekedar mengingatkan, pada 2008, organisasi kepemudaan KNPI terbelah menjadi dua kubu yakni Azis Syamsudin dan Ahmad Doli Kurnia. Atas perpecahan ini, Aris Mandji berupaya mempersatukan aktivis kepemudaan dengan membentuk Perserikatan Organisasi Kepemudaan Nasional (Poknas).  (Setyaki Purnomo)