merdekanews.co
Senin, 11 Desember 2017 - 07:36 WIB

Aziz Boneka Setnov untuk Lindungi Koruptor

Lintang Anindita - merdekanews.co
Azis Syamsuddin dan Setya Novanto

Jakarta, MERDEKANEWS - Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai menduga langkah Setya Novanto menunjuk Azis Syamsuddin untuk menjabat sebagai Ketua DPR merupakan langkah untuk melindungi Setya Novanto yang kini menyandang status tersangka korupsi.

Hal itu disampaikan Yorrys saat ditemui di sela-sela acara Sarasehan Nasional yang diselenggarakan Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) di salah satu hotel di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (10/12).

Menurut Yorrys, langkah yang dilakukan Setnov sangat berbahaya dan memalukan Partai Golkar. Menurutnya, langkah Setnov ini akan menjadi hal yang lucu bila kelak menjadi keputusan DPR.

"Ada kekuatan yang ingin memertahankan kekuasaan guna melindungi koruptor, ini bahaya sekali. Kedua, mekanisme organisasi apa yang dipahami? Ini memalukan sekali,” kata Yorrys.

Dia menyampaikan, pihak-pihak yang memelopori dan menyikapi surat tersebut dengan menggelar pertemuan bersama sejumlah pemimpin fraksi-fraksi di DPR juga harus dipertimbangkan statusnya dalam kepengurusan Partai Golkar mendatang.

Menurutnya, tidak boleh ada pihak yang seperti benalu dan berupaya mempertahankan kekuasaan dalam kepengurusan Partai Golkar mendatang.

"Pokoknya kader (Golkar) yang memelopori, seperti ketua fraksi dan lain-lain, ini perlu jadi pertimbangan, bahwa orang-orang itu harus dibersihkan," katanya dikutip CNN Indonesia.

Ketua Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penunjukkan pengganti Setnov di jabatan Ketua DPR sebaiknya dilakukan setelah Golkar menyelenggarakan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).

Dia mengingatkan, DPR sebagai lembaga tertinggi negara tidak bisa melakukan perombakan posisi ketua DPR dengan secara mendadak.

"Ya tentu wajarnya itu sesudah Munasub, karena kalau itu masuk di agenda yang tiba-tiba, ini kan tentu tidak sesuai dengan mekanisme yang berlaku di DPR," ujarnya.

Dia menambahkan, pemilihan Ketua DPR juga tidak bisa dilakukan dengan mendahului keputusan partai politik. Airlangga pun mengajak, seluruh kader Golkar menjaga marwah DPR sebagai lembaga tinggi negara.

"Harus dipertontonkan pada publik bahwa wibawa kelembagaan ini jangan dikooptasi dengan keputusan-keputusan mendadak," kata dia.

Setnov dikabarkan mengirim surat perihal pengunduran diri sebagai Ketua DPR dan menunjuk Aziz Syamsuddin sebagai penggantinya. Kabar itu telah dibenarkan Ketua Koordinator bidang Kesejahteraan Masyarakat DPP Partai Golkar Roem Kono.

"Memang sudah ada pemberitahuan secara tidak resmi bahwa memang betul bahwa ada surat putusan dari Ketua Umum Setya Novanto menunjuk saudara Aziz," kata Roem.

Menanggapi surat itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku pihaknya belum menerima surat dalam bentuk fisik

Fahri menduga, surat yang turut itu belum diterima jajaran pimpinan karena Sekretariat Jenderal DPR sedang libur dalam dua hari terakhir.

"Bentuk fisik belum kami terima, mungkin karena sekretariat masih tutup, mungkin surat sudah diterima tapi tidak buka," kata Fahri dalam pesan suara yang ia kirim kepada wartawan, Minggu (10/12).
  (Lintang Anindita)