
Pagi ini Kim Jong-Un tiba di perbatasan Vietnam. Setelah tiga hari naik kerata api. Anti peluru. Dari Pyongyang. Ibukota Korea Utara. Dengan tujuan akhir Hanoi. Ibu kota Vietnam.
Keperluannya Anda sudah tahu: untuk menjumpai Presiden Amerika Donald Trump. Besok dan lusa.
Kim pilih naik kereta 60 jam lamanya. Padahal gelarnya Pemimpin Agung. Di atas Presiden Korea Utara.
Negaranya memang tidak memiliki pesawat yang memadai. Untuk terbang jauh Pyongyang-Hanoi.
Tahun lalu, ia mendapat pinjaman pesawat. Dari Presiden Tiongkok. Untuk bertemu Trump di Singapura. Kali ini pilih kereta kepresidenan kebanggaannya.
Berarti Kim Jong-Un harus melewati lima atau enam provinsi di Tiongkok. Tergantung lewat jalur yang mana. Bisa lewat Tianjin-Shanghai-Wuhan-Guangzhou. Agak jauh. Menyusuri pantai timur Tiongkok.
Yang tercepat tentu lewat tengah. Dari Korea Utara masuk provinsi Liaoning. Lalu, melewati Hebei dan Tianjin. Masuk wilayah Hebei lagi. Lalu Hubei, Hunan, Henan dan provinsi Guangxi terakhir.
Saya hafal itu. Sudah menjelajah semua wilayah itu. Kereta Kim itu tidak akan melewati rel kereta cepat. Sistem persinyalannya beda. Bisa ditabrak kereta peluru dari belakang.
Kereta Kim menggunakan rel lama. Meminta rel tidak dibongkar. Saat Tiongkok mengembangkan jalur baru kereta cepat.
Jalur lama itu dipakai untuk kereta jarak pendek. Yang harga tiketnya murah. Juga untuk jalur angkutan barang.
Sedang untuk kereta cepat semua relnya baru. Semuanya rel layang. Tidak di atas tanah. Tidak pernah bertemu persilangan.
Sebenarnya rel lama itu tiba sampai Hanoi. Tapi Kim Jong-Un memilih turun di stasiun Dong Dang - kota kecil di wilayah Vietnam. Dekat perbatasan dengan Guangxi.
Dari Dong Dang Kim Jong-Un akan naik mobil ke Hanoi. Mengapa
Saya menduga Kim Jong-Un akan mampir-mampir. Begitu banyak zona ekonomi khusus di kawasan itu. Milik Tiongkok.
Kim sangat ingin memiliki kawasan-kawasan seperti itu. Setelah Amerika mencabut sanksinya nanti.
Saya kira Kim Jong-Un juga akan mampir ke pabrik besar milik Korea Selatan: Samsung. Yang nilai investasinya sekitar Rp 200 triliun. Yang menyerap 60 ribu karyawan. Pasti Kim ingin membuka kemungkinan lapangan kerja.
Presiden Vietnam, Nguyen Phu Trong mengundangnya untuk melihat semua itu. Sebagai sesama negara komunis. Yang sudah lebih dulu insaf. Mengikuti jejak Tiongkok.
Hubungan Korea Utara dan Vietnam memang pernah sangat mesra. Saat Vietnam bertempur dengan Amerika, Korea Utara lah yang banyak membantu. Banyak pilot Korut tewas di Vietnam. Makamnya masih ada. Sebagai bukti kemesraan itu.
Vietnam menang lawan Amerika itu. Berhasil merebut Vietnam Selatan. Tapi hubungan mesra itu menentang berakhir. Kim Il-Sung, kakek Kim Jong-Un marah. Mengapa Vietnam begitu mudah berteman dengan bekas musuhnya: Amerika. Mengapa juga Vietnam sangat bersahabat dengan Korea Selatan. Musuh Utama Korea Utara itu. Di zaman itu.
Saat ini Korea Selatan adalah investor kedua terbesar di Vietnam. Setelah Jepang.
Kim Jong-Un sendiri baru sekali ini ke Vietnam. Cerita tentang Vietnam adalah kisah dari kakeknya. Yang sudah dua kali ke Hanoi. Saat masih sama-sama miskin. Sama-sama anti Amerika. Bapaknya pun belum pernah ke Vietnam: Kim Jong-Il.
Saat Kim Jong-Il jadi Pemimpin Agung Korut, Vietnam sudah dianggap pengkhianat.
Sudah jotakan .
Melihat Vietnam mungkin Kim Jong-Un akan kaget. Kok tinggal negaranya sendiri yang masih miskin. Padahal Vietnam juga masih komunis. Tiongkok malah sudah kaya.
Juga masih komunis.
Kim Jong-Un sendiri sebenarnya sudah ngebet . Bosan dengan kemiskinan. Akan segera memajukan Korut. Hanya saja masih terkendala: sanksi Amerika itu.
Akibat pembangunan senjata nuklirnya Korut diisolasi. Tapi sejak bertemu Trump di Singapura tahun lalu Korut berubah.
Berhenti bernuklir. Sudah meruntuhkannya.
Besok Kim akan bertemu Trump lagi. Pasti akan menagih janji: kok belum ada pencabutan sanksi. Kim layak dipertimbangkan tidak adil.
Selama ini Kim Jong-Un terus mengisyaratkan kejengkelannya itu. Ia seperti tidak sabar untuk segera membangun ekonomi.
Dengan Presiden Korea Selatan pun sudah memperbaiki hubunganya. Sampai sudah bertemu beberapa kali. Setahun terakhir ini.
Tinggal Jepang yang masih waspada. Sahabat baik Amerika ini belum percaya kalau Korut sudah diringkesi .
Jepang memang mengakui: tidak ada lagi percobaan senjata jarak jauh. Yang bisa mencapai Jepang. Selama hampir dua tahun terakhir. Tapi Jepang ingin hukuman jangan dilonggarkan dulu. Sampai Korut benar-benar berhasil mengembangkannya.
Belum tahu siapa yang lebih percaya Trump. Pertemuan puncak kedatanganlah putusannya. Yang trump bisa bikin kejutan lagi.
Setidaknya Kim Jong tidak dapat pelajaran ekonomi yang baru.
Yakni bagaimana Vietnam membangun ekonominya. Jika mencontoh Tiongkok mungkin tinggi. Vietnam lebih nyata. Lebih sepadan. Ekonomi Vietnam juga terus maju. Perusahaan pindahan melakukan ekspansi terus. Minggu ini Vietnam Air buka rute baru: jurusan Amerika. Tanpa singgah di negara ketiga.
Hanoi sendiri tentu saja dengan penyelenggaraan KTT itu.
Tiga hari lalu sudah hadir Kim Jong-Un dan Donald Trump 'berbaring'. Mendahului menyambut Kim dan Trump yang asli. Mereka mengadakan KTT itu sendiri. Dengan lucunya. Dengan akrabnya. Dengan mesranya.
Sampai pilih berciuman bibir.
Lihatlah fotonya. Yang saya ambil dari media internasional.
Tentu saja diambil. Di interogasi. Lalu dideportasi. (***)
-
Dahlan Iskan: GA-Nose GeNose JARANG ada pejabat baru yang hari kerja pertamanya seperti komisaris utama Garuda Indonesia ini: Timur Sukirno.
-
Dahlan Iskan: Baik-Baik Saja TERNYATA yang sedang menjabat direktur utama itu yang benar: Garuda baik-baik saja. Sampai sekarang. Masih bisa terbang.
-
Dahlan Iskan: Semedi Keriting "Maaf, saya lagi semedi, Pak." "Tidak mau menjawab kesimpulan diskusi itu?" tanya saya lagi.
-
Pembaca Disway: Entahlah MUNGKIN Anda juga penasaran: berapa banyak pembaca Disway kita ini.
-
Dahlan Iskan: Godaan Oksigen PINTAR bisa kalah oleh hoki. Sekarang ini. Ambisi juga kalah oleh takdir. Tapi, ini bukan hanya nasib Sumatera. Ini nasib kita semua –sedunia.