merdekanews.co
Rabu, 20 Februari 2019 - 09:21 WIB

Ketua Komisi VIII DPR Yakin Presentase Kemiskinan Bisa 6-7 Persen

Deka - merdekanews.co

Jakarta, MERDEKANEWS - Ketua Komisi VII Ali Taher Parasong meyakini angka kemiskinan bisa terus menurun, hingga menyentuh angka 7 persen, atau bahkan 6 persen. 

Menurut Ali Taher, kunci penurunan angka kemiskinan terletak pada bagaimana menata tiga aspek kebutuhan masyarakat: kesehatan, pendidikan, dan sosial.

“Inilah yang menjawab mengapa bansos efektif menurunkan presentase kemiskinan. Karena bansos seperti PKH dan BPNT menyentuh tiga kebutuhan ini. Tiga aspek ini juga menjadi strategi negara-negara berkembang dalam upaya mereka menurunkan kemiskinan,” kata Ali Taher di Jakarta, Selasa (19/02/2019).

Pernyataan Ali Taher merupakan kesimpulan umum dari rangkaian kegiatan kunjungan kerja (kunker) Komisi VIII, khususnya saat bersama Kementerian Sosial sebagai mitra kerja. Selama itu pula, Ali Taher dan segenap anggota DPR RI Komisi VIII ikut memantau pelaksanaan program Kemensos, termasuk penyaluran bansos Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Yang terbaru, Ali Taher memimpin kegiatan Kunker Komisi VIII DPR RI di Gedung Olahraga (GOR) Turide, Kecamatan Sanubaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (16/02/2019).

Dalam kesempatan itu, anggota DPR Komisi VIII menyerahkan secara simbolis tabungan beasiswa SimPel BRI kepada lima orang anak KPM PKH yang berprestasi masing-masing sebesar Rp250.000, serta memberikan bantuan kepada tiga orang KPM Sejahtera Mandiri yang lulus pada tahun 2019 ini.

PKH dan BPNT, juga menyentuh tiga aspek penting sebagaimana dia singgung di atas, yakni pendidikan, kesehatan dan sosial. PKH, misalnya, sasaran bansos dialokasikan untuk keperluan sekolah anak, kesehatan ibu hamil, selain juga 

"Karena sebagai _conditional cash transfer_ , PKH kan juga mensyaratkan KPM untuk datang ke pusat pelayanan kesehatan,  kemudian juga memperhatikan pendidikan, dan sosialnya,” kata Ali Taher. 

BPNT sebagai program pemenuhan kebutuhan pokok dan protein masyarakat, menyediakan beras dan telor. "Jenis barang yang hanya dua membuat bisa fokus programnya.  Dan penggunaan kartu membuat pembelanjaan bantuan lebih tepat sasaran,  daripada mereka diberikan uang tunai,"  kata Ali Taher. 

Menurut Ali Taher pasokan pangan yang kontinyu dan terjamin ini berperan penting menjaga tingkat pendapatan masyarakat kurang mampu. Sebab,  inidikator paling sederhana dari kesejahteraan masyarakat itu kan bila kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi. 

"Seperti makan, untuk sekolah, menjelang hari raya dan sebagainya. Oleh karena itu program ini sangat bagus," kata Ali Taher. Intervensi masalah kemiskinan dengan bansos PKH dan BPNT diakui Ali Taher  sangat efektif menekan angka kemiskinan. 

"Kita bisa lihat dari 10,12% pada survei BPS September 2017, menjadi 9,82% pada Maret 2018, dan turun lagi menjadi 9,66% pada September 2018," kata Ali Taher. 

Kebijakan pemerintah yang mengubah skema indeks PKH dari sama besar untuk semua KPM,  menjadi kondisionalitas,  dinilai Ali Taher sangat baik.  "Dengan kondisi ini,  seorang  KPM bisa menerima sekitar Rp10 juta setahun," kata Ali Taher. 

Yang tak kalah penting tentu saja adalah harus ada kontribusi dan sinergitas dengan pemerintah daerah (pemda).  "Pemda juga dituntut melakukan sentuhan program pada tiga aspek tadi,  yakni kesehatan,  pendidikan,  dan masalah sosial,"  kata Ali Taher.  (Deka)