merdekanews.co
Jumat, 16 November 2018 - 00:46 WIB

Puluhan Organisasi Tionghoa Kalbar Bersatu, PTKI Satukan Visi Untuk Kemajuan Bangsa

Harianto AK - merdekanews.co
Tokoh tionghoa di Kalbar deklarasi PTKI.

Jakarta, MERDEKANEWS - Warga Tionghoa se Kalimantan Barat (Kalbar) resmi didekalrasikan. Kamis (15/11/2018) malam, mereka berkomitmen untuk merawat kebhinekaan dan dalam membangun bangsa.

Bernama Perhimpunan Tionghoa Kalbar Indonesia (PTKI) ini dihuni oleh puluhan organisasi. Mereka melebur menjadi satu bagian dan menggelar deklarasi di Lantai 4, Seasons City, Jakarta Barat.

Ketua Umum PTKI Rudi Halim menyatakan, perhimpunan ini untuk menyatukan satu visi dalam membangun bangsa dan merawat kebhinekaan.

Rudi menyatakan, PTKI bagian dari untuk menghimpun, membangun dan menggerakkan kekuatan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita masyarakat Pancasila.

"Ibaratnya pasir yang terserak kami kumpulkan dan menjadi PTKI. Komitmen kami adalah menjaga toleransi dan rasa kebhinekaan," ucapnya.

Saatnya Tampil

Anggota DPR RI Darmadi Durianto yang juga Ketua Dewan Pengarah PTKI menyatakan, warga Tionghoa sebaiknya bisa berkiprah untuk membangun bangsa dan negara. Kini saatnya putra dan putri Tionghoa berani tampil untuk merajut ke bhinekaan.

"Kami ingin menjadi penggerak bangsa dalam membangun bangsa dalam kerangka kebhinekaan," ungkapnya.

Menurutnya, perhimpunan Tionghoa bisa menjadi kekuatan dalam merawat bhineka tunggal ika dalam mempersatukan bangsa dan negara.

Baca Juga: Tionghoa Kalbar Siap Merawat Kebhinekaan dan Kebangsaan

"Ini bagian dari sumbangsih kami buat bangsa dan negara. Kami akan menghimpun semua kekuatan dan potensi putra putri terbaik Kalimantan Barat untuk mengimplementasikan visi melalui bidang  ekonomi, sosial, budaya, pemuda dan olahraga serta hukum dan politik," bebernya.

PTKI kata dia, terbentuk untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia putra putri  Kalimantan Barat di era globalisasi agar mampu bersaing dalam berkontribusi memajukan bangsa dan negara.

"Untuk menumbuhkan budaya gotong royong, musyawarah mufakat, dan menjunjung tinggi toleransi dan pluralisme dalam rangka merawat nilai-nilai kebhinnekaan di tengah keberagaman," tambahnya.  

 

  (Harianto AK)