Bern, MERDEKANEWS - Kedutaan Besar RI untuk Bern-Swiss, menggelar Harmony of Indonesia. Pameran sekaligus promosi produk perdagangan serta kebudayaan.
Dalam rilis kepada media di Jakarta, Senin (1/10/2018), Harmony of Indonesia diselenggarakan KBRI Bern-Swiss pada 28-29 September 2018. Tema acara utama ini adalah promosi produk unggulan Sulawesi.
Alunan lembut lagu angin mamiri dan hentakan lincah tarian poco-poco mengiringi pembukaan “Harmony of Indonesia” di Kota Bern, Jumat (29/9/2018).
Dinginnya angin musim gugur, tidak menyurutkan ribuan warga Swiss untuk hadir dan memeriahkan acara di ibu kota Swiss. Tepatnya di alun-alun Weisenhausplatz, Kota Bern.
Sebanyak 20 stand berdiri untuk memamerkan produk unggulan dari Pemprov Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Kabupaten Luwu, Kota Makassar, Kabupaten Gowa, serta stand dari Kementerian Pariwisata RI, Sinar Indonesia Display, dan Pasar Indonesia.
Dalam sambutannya, Duta Besar RI untuk Swiss, Prof Muliaman D Hadad, mengajak para hadirin di lapangan Weisenhausplatz Kota Bern untuk mengheningkan cipta sejenak. Serta berdoa atas bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. “Kekuatan Sulawesi terletak pada harmonisasi keragaman budaya dan potensi ekonomi yang luar biasa. Itulah mengapa acara ini diberi judul Harmony of Indonesia,” ujar Muliaman.
“Melalui pameran perdagangan dan budaya ini, produk-produk unggulan asal Sulawesi, seperti single origin coffee dan kakao, dikenalkan lebih luas kepada publik di Swiss," papar Muliaman yang pernah menjabat Ketua Komisioner Otoritas Jasa keuangan (OJK) ini.
Sedangkan, Wakil Gubernur Sulewesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman yang hadir dan membuka Harmony of Indonesia, mengatakan, Sulawesi Selatan mendukung penuh Harmony of Indonesia dengan mendatangkan produk-produk unggulan. Tentu saja tak lupa budaya dari Sulawesi Selatan ikut memeriahkan acara.
Harmony of Indonesia sukses menghadirkan nuansa Sulawesi di Negeri Alpen Swiss. Setiap stand dihias dengan kain Laming Makassar, kain Sarita Toraja, dan aksesoris khas daerah masing-masing. Para penjaga stand juga tidak mau kalah mengenakan pakaian khas daerah dan berlomba-lomba menampilkan tari-tarian.
Selain menampilkan produk kerajinan tangan dan produk-produk UKM, kuliner khas Sulawesi juga turut menghangatkan musim gugur di ibukota Swiss, seperti coto Makassar, konro bakar, konro kuah, es palu butung, dan es pisang hijau. Cuaca dingin tidak menyurutkan ratusan orang Swiss mengantri mencoba es palu butung khas Kota Makassar. “Saya beberapa kali datang ke Jakarta untuk tujuan bisnis, tapi belum pernah sampai ke Sulawesi," tutur Barbara Moeckli, warga Zurich yang sengaja datang Bern.
"Begitu mendengar informasi tentang Harmony of Indonesia bertema Sulawesi, saya datang karena penasaran sekali dengan kuliner khas Sulawesi. Ternyata benar lezat dan tidak rugi datang jauh-jauh dari Zurich ke Bern," Barbara sambil melahap konro bakar dan sirup markisa.
"Sejak empat puluh tahun saya di Swiss, baru kali ini ada acara yang menghadirkan lengkap satu pulau Sulawesi dari Utara hingga Selatan, dari mulai produk, pakaian, lagu, makanan, hingga tari-tarian," ungkap Didi Moningka, warga asal Manado yang tinggal di Bern sejak 1975.
Ketua Panitia sekaligus Fungsi Ekonomi KBRI Bern, Nuradi Noeri, perhelatan Harmony of Indonesia merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari Business Forum dan Pameran produk dan budaya.
"Kemarin (Jumat, 28/9), kami telah menyelenggarakan Business Forum yang dihadiri oleh ratusan pengusaha dari Sulawesi dan Swiss. Sementara, hari ini (Sabtu, 29/9), pameran produk dan budaya ditujukan untuk outreach yang lebih luas tentang keunggulan-keunggulan Sulawesi kepada publik Swiss," paparnya.
Meski tajuk utamanya adalah Sulawesi, penganan populer Indonesia hasil kreasi warga turut memanjakan perut warga Swiss di musim gugur. Misalnya, nasi padang, bakmi goreng, sate ayam, dan bajigur.
(Setyaki Purnomo)
-
Kontribusi Meningkat, Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat Industri makanan dan minuman juga mulai kembali bangkit setelah mengalami pukulan akibat pandemi Covid-19. Pada tahun 2023 (YoY), industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh positif sebesar 4,47 persen
-
BPS: Ekspor Pertanian Naik 61,91 Persen Disaat Sektor Lain Alami Penurunan Secara tahunan semua sektor mengalami penurunan kecuali sektor pertanian yang mengalami peningkatan sebesar 16,91 perse
-
Nilai Ekspor Memukau, Kinerja Industri Perhiasan Kian Berkilau Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus mendorong pengembangan industri perhiasan di dalam negeri agar semakin berdaya saing global
-
Februari 2024, Ekspor Lewat PLBN Motaain ke Timor Leste Capai Rp55 Miliar Pada Februari 2024 tercatat nilai transaksi ekspor Rp55.834.876.726 yang melalui PLBN Motaaain
-
Industri Kerajinan RI Makin Jaya, Total Nilai Ekspor ke Dunia Capai 802,597 Juta Dolar AS Produk kerajinan tangan dari Indonesia sangat berdaya saing di kancah global lantaran kemampuan dan keterampilan para perajinnya, serta didukung dengan sentuhan budaya nasional yang beragam