merdekanews.co
Senin, 04 Maret 2024 - 07:55 WIB

Industri Kerajinan RI Makin Jaya, Total Nilai Ekspor ke Dunia Capai 802,597 Juta Dolar AS

Viozzy - merdekanews.co
Foto dok Kemenperin

Jakarta, MERDEKANEWS -- Industri kerajinan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional, termasuk dari kontribusi besarnya terhadap capaian nilai ekspor industri manufaktur. Melalui kinerja positif tersebut, Indonesia memegang market share hingga dua persen dari pangsa pasar produk kerajinan dunia.

“Oleh karena itu, market share ekspor kerajinan Indonesia masih sangat mungkin untuk tumbuh, dengan potensi pasar dalam dan luar negeri yang cukup besar, serta didukung dengan kebijakan pengembangan sektor industri,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita di Jakarta, Minggu (3/3).

Dirjen IKMA menegaskan, Kementerian Perindustrian konsisten untuk mempermudah dan memperluas akses pasar bagi pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Misalnya, memfasilitasi pelaku IKM kerajinan dan wastra bisa turut berpartisipasi dalam pameran bertaraf internasional.

“Produk kerajinan tangan dari Indonesia sangat berdaya saing di kancah global lantaran kemampuan dan keterampilan para perajinnya, serta didukung dengan sentuhan budaya nasional yang beragam. Hal ini membuat produk kerajinan kita memiliki nilai tambah, bernilai jual tinggi, dan estetik,” paparnya.

Guna mendongkrak pangsa pasar industri kerajinan di tanah air, Kemenperin rutin memfasilitasi IKM binaan dalam Pameran Inacraft. Tahun ini, ajang bergensi tersebut diselenggarakan pada 28 Februari-3 Maret 2024 di Jakarta, dengan diikuti sebanyak 1.500 pelaku UMKM atau IKM dari berbagai daerah.

“Kami memfasilitasi 12 IKM binaan ikut berpartisipasi pada Inacraft 2024 setelah lolos proses kurasi selama sebulan,” ungkap Reni.

Pameran Inacraft berhasil menjadi ajang tampilnya produk-produk kerajinan unggulan Indonesia, baik dari segi desain, inovasi, berciri khas, dan memiliki kearifan lokal daerah, serta berorientasi pasar global. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Kemenperin melalui Ditjen IKMA memfasilitasi IKM kerajinan dan wastra dalam Pameran Inacraft.

Ke-12 IKM yang difasilitasi Ditjen IKMA bisa tampil di Inacraft 2024, yaitu Intan Songket, Loyang Loyang Batik Lasem (Pusaka Beruang), Ungga Creative, CV. Lion Keramik Industri, Sackai, Ayumu Gendout’s, PT. Khyang Pari Agung, Bili Droe, PT. Mahagony Citra Selaras, UD Passteel Bali, Oniecraft, dan CV. Kirana Cipta Lestari.

Sebelumnya, Kemenperin juga telah mengikutsertakan 19 IKM pada perhelatan Pameran Inacraft 2023 yang dilaksanakan pada Maret dan Oktober 2023.

Dirjen IKMA mengakui, pameran kerajinan terbesar di Asia Tenggara ini telah menjadi wadah bagi perajin Indonesia untuk bertukar informasi, inovasi, serta promosi dan peluang untuk meraup transaksi penjualan yang cukup besar.

“Kami harap melalui pameran ini para perajin dapat berkolaborasi sehingga mendorong munculnya produk-produk kerajinan unggulan Indonesia, baik dari segi desain, inovasi, berciri khas, dan memiliki kearifan lokal daerah di Indonesia serta berorientasi pasar,” tuturnya.

Reni juga mengungkapkan, industri kerajinan berpotensi tumbuh lebih besar di Indonesia karena sebaran sentra industri kerajinan yang berada di berbagai penjuru tanah air. Di samping itu, industri kerajinan berperan besar menyumbang untuk kinerja nilai ekspor nasional. Data TradeMap.org menyebutkan, total nilai ekspor kerajinan Indonesia ke dunia mencapai USD802,597 juta pada tahun 2023.

“Saya bangga melihat sektor industri kreatif terus berkembang pesat di tanah air. Industri kreatif bukan hanya menjadi salah satu sektor ekonomi yang potensial, melainkan menjadi wadah untuk menggali dan mempertahankan kearifan lokal serta warisan budaya yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kita sebagai bangsa,” imbuhnya.

Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Alexandra Arri Cahyani menyampaikan, selain fasilitasi partisipasi pameran, Ditjen IKMA juga terus melakukan pembinaan kepada IKM kerajinan melalui program bimbingan teknis dan pendampingan dalam upaya peningkatan kemampuan SDM dan diversifikasi produk, serta fasilitasi restrukturisasi mesin dan/atau peralatan untuk peningkatan teknologi produksi.

“Ada pula pendampingan promosi online dan offline, workshop kemitraan dan temu bisnis, pendampingan untuk memperoleh Sertifikasi Produk (SNI), Sertifikasi SDM (SKKNI), penyusunan SNI produk, Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), serta untuk mendapatkan sertifikat Kekayaan Intelektual,” sebutnya. (Viozzy)