
Lombok, MERDEKANEWS -Pejabat di Nusa Tenggara Barat (NTB) diingatkan agar alokasi dana bantuan harus sampai ke tangan korban gempa bumi tanpa ada potongan apapun.
Peringatan itu disampaikan Presiden Joko Widodo di depan pengungsi dan pejabat yang hadir di lapangan Masjid Jami di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Minggu (2/8).
“Saya ingatkan, bantuan gempa jangan dipotong potong. Hati-hati bekerja dengan saya, Saya tidak ingin ada serupiah pun dipotong di tabungan ini. Semuanya harus masuk ke masyarakat untuk membangun rumah masing-masing. Nanti saya cek,“ kata Jokowi.
Sejumlah warga pengungsi pun terlihat lega dengan pernyataan Jokowi tersebut. Jokowi lalu mengingatkan bahwa Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertanggung jawab jika ada penyimpangan yang muncul.
Selain itu, warga pengungsi juga diingatkan bahwa dana yang diberikan pemerintah harus digunakan untuk membangun rumah, bukan untuk keperluan lain.
“Jangan dananya digunakan untuk keperluan lainnya ini difokuskan ke pembangunan rumah, dan proses pembangunannya akan didampingi. Harus membangun rumah tahan gempa, mengingat Indonesia ini berada di posisi cincin api. Karena itu, kami ingin mengingatkan bahwa pembangunan rumah harus mengikuti sesuai instruksi Menteri PUPR,” ujarnya.
Dia juga mempersilakan warga yang ingin mengadopsi penggunaan bedek atau bambu untuk dinding rumah mereka. Hanya saja, konstruksinya harus sesuai dengan rumah Risha yang telah diuji coba ketahanannya pada gempa.
Hal itu sesuai dengan pertanyaan Kadri, warga asal Lombok Timur yang mengaku trauma dengan rumah beton dan batu. Dia berharap, presiden mengizinkan dia dan warganya membangun rumah dengan dinding bedek atau anyaman bambu.
Seperti diketahui, Jokowi bertolak menuju Provinsi Lombok melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta sekitar Pukul 12.20 WIB dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia 1.
Setibanya di Bandar Udara Internasional Lombok, Kabupaten Lombok Tengah pada pukul 15.00 WITA, Jokowi berganti pesawat dengan Helikopter Super Puma TNI AU menuju Kabupaten Lombok Utara.
Kedatangan Jokowi ke Lombok adalah ketiga kalinya pasca-gempa 29 Juli lalu. Pada kunjungan kali ini, Jokowi memberikan secara simbolis bantuan tabungan untuk pembangunan rumah warga yang rusak, masing-masing Rp 50 juta untuk yang rusak parah, rusak sedang Rp 25 juta dan rusak ringan Rp 10 juta.
Dalam kunjungannya itu, Jokowi didampingi Menteri Sosial Agus Gumiwang, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, Staf Khusus Presiden Adita Irawati dan Komandan Paspampres Mayor Jendral Suhartono. (MUH)
-
Raih Sertifikasi Manajemen Mutu, Dirjen Hubla Buktikan Pelabuhan Tanjung Priok Penuhi Standar Mutu Internasional Pelabuhan Tanjung Priok meraih Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 dari lembaga sertifikasi swasta TUV Nord Indonesia.
-
Sambut Harhubnas 2018, Kemenhub Gelar Program Trauma Healing Masyarakat Lombok Pasca Gempa Bumi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas III Lembar dan Dinas Perhubungan Provinsi NTB menggelar program trauma healing masyarakat Lombok pasca gempa bumi yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
-
Menteri Basuki Canangkan Gotong Royong Perbaiki Rumah Korban Gempa Lombok Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan, pembangunan rumah yang rusak pasca gempa bumi di Nusa Tenggara Barat tidak dilakukan kontraktor. Namun melalui skema gotong royong.
-
Menteri Basuki Canangkan Gotong Royong Perbaiki Rumah Korban Gempa Lombok Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan, pembangunan rumah yang rusak pasca gempa bumi di Nusa Tenggara Barat tidak dilakukan kontraktor. Namun melalui skema gotong royong.
-
Gotong Royong Perbaikan Rumah Rusak Akibat Gempa Bumi Lombok Pembangunan rumah yang rusak pascabencana gempa bumi di Nusa Tenggara Barat tidak dilakukan oleh kontraktor namun dilakukan sendiri oleh masyarakat secara gotong royong atau yang dikenal dengan metode Rekompak (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman berbasis Komunitas).