
Jakarta, MERDEKANEWS - Kualitas udara di Jakarta menjadi sorotan media asing saat Asian Games 2018. Dua media internasional menilai kalau ibukota adalah kota polusi paling parah di dunia.
Al Jazeera misalnya memberikan berjudul 'Air pollution welcomes athletes in Jakarta for Asian Games' yang dimuat pada Jumat (17/8) kemarin. Dalam laporan itu disebutkan tingkat polusi udara di Jakarta telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.
Pemberitaan senada juga dikeluarkan BBC Indonesia yang menyebut JelangAsian Games 2018, Jakarta jadi kota berpolusi udara 'paling parah' di dunia.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui ada masalah lingkungan di Jakarta, termasuk kualitas udara.
"Menurut saya yang penting bukan soal masuk nomor 8 nomor 7, nomor 15, nomor 20. Ya itu sih perangkingan aja. Menurut saya kenyataannya adalah kita punya masalah lingkungan hidup. Ini adalah problem yang proses sampai sekarang itu berdekade belum selesai," kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (19/8/2018).
Anies mengakui pemerintah juga harus berbenah untuk mengatasi masalah lingkungan di Jakarta. Dia meminta warga juga aktif untuk ikut mengatasi masalah lingkungan di Jakarta.
"Kita harus mulai mengubah gaya hidup kita. Dari mulai soal pemanfaatan air, cara membuang limbah, cara memanfaatkan sumber daya," ucap Anies.
Anies mengatakan sudah melakukan beberapa kebijakan untuk mengurangi buruknya udara di Jakarta. Salah satunya adalah dengan penerapan ganjil genap.
"Kita eksperimen dengan ganjil genap, bagaimana efeknya. Kita ingin agar ujian emisi untuk kendaraan bermotor diperketat. Sehingga semua kendaraan apalagi yang punya angkutan umum terutama yang punya efek buruk kita awasai lebih baik," jelasnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menanggapi pemberitaan yang menyebut udara Jakarta buruk pada saat digelarnya Asian Games. BMKG membantah pemberitaan tersebut menggunakan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Jakarta atau Indonesia sendiri tidak termasuk di dalam negara-negara yang dirilis WHO dari paparan polusi udara dan dampak kesehatan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (18/8/2018).
Penelitian WHO terbaru tentang kota-kota yang paling tercemar di dunia ada sembilan kota di India dan satu di Kamerun.
Dia mengatakan Indonesia sudah sering dituding sebagai negara penyumbang emisi (emitter) karena gas rumah kaca (GRK) dan parahnya tingkat pencemaran udara.
Terbaru ialah pemberitaan media Al Jazeera berjudul 'Air pollution welcomes athletes in Jakarta for Asian Games' yang dimuat pada Jumat (17/8) kemarin. Dalam laporan itu disebutkan tingkat polusi udara di Jakarta telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.
Pemberitaan senada juga dikeluarkan BBC Indonesia yang menyebut Jelang Asian Games 2018, Jakarta jadi kota berpolusi udara 'paling parah' di dunia.
Dwikorita mengatakan tuduhan Jakarta kota dengan polusi terparah di dunia berbeda dengan yang dirilis The New York Times pada Juni 2017 lalu. Dalam laporan itu, disebutkan 10 negara dengan polusi terburuk adalah Cina, Amerika Serikat, India, Rusia, Jepang, Jerman, Iran, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Kanada.
Dia menambahkan, berdasarkan hasil pengukuran GRK di Bukit Koto Tabang selama 14 tahun terakhir (sejak 2004), laju kenaikan CO2 di Indonesia adalah 1,94 ppm. Jumlah ini tidak setinggi konsentrasi hasil pengukuran di Stasiun GAW Mauna Loa di AS. Dan bahkan masih di bawah kenaikan rata-rata global sebesar 2,08 ppm.
"Indonesia sudah sering kali dituding sebagai negara yang paling emisif GRK-nya di dunia, namun penilaian dan penelitian lembaga ternama lainnya maupun data real GRK terukur di lapangan pun membantah tudingan itu," ujar Dwikorita. (Ahmad ZL)
-
Lonjakan Penumpang pada Libur Panjang dan Jelang Hari Raya Waisak 2025 Lonjakan Penumpang pada Libur Panjang dan Jelang Hari Raya Waisak 2025
-
KAI Daop 1 Jakarta Jalankan 5 KA Tambahan pada Momen Libur Hari Raya Waisak dan Cuti Bersama KAI Daop 1 Jakarta Jalankan 5 KA Tambahan pada Momen Libur Hari Raya Waisak dan Cuti Bersama
-
Dirut KAI: Adaptif, Solutif, dan Kolaboratif Jadi Kunci Navigasi Perubahan Bisnis Dirut KAI: Adaptif, Solutif, dan Kolaboratif Jadi Kunci Navigasi Perubahan Bisnis
-
Peran Strategis Petugas Jaga Lintasan (PJL) dalam Menjaga Keselamatan Perjalanan Kereta Api Peran Strategis Petugas Jaga Lintasan (PJL) Dalam Menjaga Keselamatan Perjalanan Kereta Api
-
Akses Baru Stasiun Tanjung Barat Lewat Apartemen Samesta Mahata Mulai 8 Mei 2025 Akses Baru Stasiun Tanjung Barat Lewat Apartemen Samesta Mahata Mulai 8 Mei 2025