merdekanews.co
Minggu, 13 Mei 2018 - 00:59 WIB

carter Jet Pribadi ke Halim Tapi Dicekal

Mantan PM Malaysia Najib Razak Mau Simpan Duit di Jakarta?

Sam Hamdan - merdekanews.co
Warga Malaysia menghadang Nazib Razak di bandara yang ingin ke Jakarta.

Jakarta, MerdekaNews - Najib Razak disebut-sebut akan menyimpan duit di Jakarta. Sayangnya niat mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia itu terbongkar.

Najib batal terbang ke Indonesia bersama sang istri. Kemarin malam diberitakan media-media Malaysia bahwa Najib  yang memang disangkut-sangkutkan dengan kasus dugaan korupsi itu akan bertolak diam-diam ke Jakarta dengan menggunakan jet carteran.

Tak lama, Najib diketahui masuk dalam daftar cegah Imigrasi Malaysia. Sedianya dia dan istri mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Sabtu, 12 Mei 2018.

Namun setelah Najib disebut membatalkan terbang karena dihalau oleh massa di bandara di negerinya, sempat tersiar kembali bahwa Najib akan tetap berangkat karena namanya tak lagi ada dalam daftar hitam.

Sejurus, mantan PM yang dikalahkan Mahathir Mohamad dalam Pemilu yang baru berlangsung itu kemudian memberikan klarifikasi soal batalnya dia terbang ke Indonesia melalui akun Twitter resminya Mohd Najib Tun Razak @NajibRazak.

Dia mengatakan, tak akan keluar Malaysia karena patuh pada aturan imigrasi negaranya.

"Saya telah dimaklumkan bahawa Jabatan Imigresen Malaysia tidak membenarkan saya dan keluarga ke luar negara. Saya menghormati arahan tersebut dan akan bersama keluarga dalam negara," cuit Najib Razak.

Dikutip dari Malaysiakini, pada Sabtu 12 Mei 2018, Najib direncanakan akan berangkat pada Sabtu pagi pukul 10.00 waktu Malaysia dari Bandara Subang ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta menggunakan jet pribadi dengan kode PK-RJX.

Namun, atas bocornya daftar manifest tersebut mantan Perdana Menteri itu harus masuk daftar hitam Departemen Imigrasi Malaysia. Dan Najib beserta istri dipastikan masuk daftar cekal untuk bisa ke luar negeri.

Dalam investigasi Malaysiakini, rencana penerbangan dengan jet pribadi tersebut ternyata dioperasikan oleh Premiair. Perusahaan itu disebut-sebut milik pengusaha yang namanya tercatat di Forbes sebagai orang terkaya di Indonesia.

Apartemen Digeledah

Sudah jatuh tertimpa tangga. begitulah nasib mantan PM Malaysia Najib Razak. Dilansir dari Reuters, Sabtu (12/5/2018), polisi melakukan penggeledahan di apartemennya.

Penggeledahan disebut dilakukan setelah polisi mendapat laporan adanya kendaraan pemerintah yang disebut mengirimkan lusinan kotak untuk membawa tas karya desainer dan barang-barang lainnya ke apartemen untuk istri Najib, Rosmah Mansor. Seorang juru bicara Najib tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.

Masih menurut Reuters, terlihat sekitar 20 petugas polisi memasuki lobi berlantai marmer di blok apartemen Pavilion Residences, Kuala Lumpur. Peristiwa itu terjadi tepat ketika Mahathir sedang mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan anggota kunci kabinetnya.

Mereka dibantu oleh setidaknya selusin petugas penegak berpakaian preman. Personel keamanan dari gedung--yang disebut Reuters adalah milik Desmond Lim, seorang pengusaha Malaysia dan pendukung Najib--turut bersikap kooperatif.

"Kami mencari dokumen pemerintah yang mungkin telah diambil secara ilegal," kata seorang perwira polisi senior, yang tak ingin disebut namanya.

"Pemerintah khawatir dokumen itu bersifat sensitif dan penting, serta bisa dibawa keluar negeri," ujar polisi itu.

Namun, ia menolak mengatakan apakah ada dokumen yang ditemukan dan menggambarkan operasi itu akan dilakukan secara berkelanjutan. Menurut polisi, anggota keluarga Najib telah tinggal di apartemen, meski polisi tak menyebut secara detail siapa yang dimaksud.

Pihak Najib sendiri belum memberi keterangan soal penggeledahan itu. Hingga saat ini baik Najib, keluarga, hingga juru bicaranya belum memberi pernyataan apapun.

Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad, mengungkapkan keinginannya agar penyelidikan skandal mega korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB) dibuka kembali.

"Ini persoalan yang rumit, melibatkan banyak orang dan melibatkan banyak keputusan," ucap Mahathir dalam konferensi pers terbaru di Wisma Yayasan Selangor, Petaling Jaya, seperti dilansir media lokal The Star, Sabtu (12/5/2018).

Mahathir menyebut skandal 1MDB melibatkan praktik pencucian uang, yang juga diselidiki beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS).

Menurut Mahathir, negara-negara yang tengah menyelidiki skandal 1MDB perlu dihubungi terlebih dulu sebelum penyelidikan dibuka kembali di Malaysia.

"Kita perlu mendapatkan data untuk mengetahui apa yang terjadi pada uang 1MDB," sebutnya.

Dalam konferensi pers ini, Mahathir juga menyatakan dirinya telah memerintahkan kepolisian untuk mencabut segel Official Secrets Act (OSA) pada laporan audit 1MDB. Segel OSA ditempatkan pada laporan audit itu oleh Auditor Negara Ambrin Buang, sehingga laporan itu tidak pernah dibahas oleh parlemen Malaysia meskipun telah diajukan ke parlemen pada April 2016.

"Saya rasa saya sudah memberikan instruksinya. Laporan itu harus diserahkan kepada saya. Saya harus mempelajarinya untuk mempertimbangkannya kembali," ucap Mahathir.

Dalam skandal 1MDB, Najib diduga menerima aliran dana US$ 681 juta atau sekitar Rp 68 triliun ke rekening pribadinya. Dana itu dicurigai berasal dari 1MDB. Najib telah membantah tudingan ini.
Pada Januari 2016, Jaksa Agung Apandi Ali menyatakan Najib bersih dari skandal 1MDB. Saat itu, Apandi Ali menyebut dana US$ 681 juta yang masuk ke rekening Najib merupakan donasi keluarga Kerajaan Arab Saudi dan sebagian besar dana telah dikembalikan.

Dalam konferensi pers terbaru, Mahathir menyatakan bahwa Apandi Ali dicopot dari jabatannya. Mahathir sebelumnya menyebut Apandi Ali menyembunyikan bukti pelanggaran hukum terkait skandal 1MDB. Apandi Ali telah menyangkal tudingan itu.

  (Sam Hamdan)






  • Menhub Siap Fasilitasi Investasi TOD MRT Jakarta Menhub Siap Fasilitasi Investasi TOD MRT Jakarta Pemerintah Indonesia mendukung dan siap memfasilitasi investasi pembangunan TOD di sepanjang jalur MRT sebagai salah satu solusi kemacetan, polusi, serta kebutuhan akan transportasi keberlanjutan di Jakarta