merdekanews.co
Senin, 03 Februari 2025 - 18:55 WIB

Gas Langka, Lansia di Pamulang Tangsel Meninggal Usai Berjam-jam Antre Elpiji 3 Kg

Jyg - merdekanews.co
Lansia warga Pamulang, Tangsel, meninggal dunia setelah berjam-jam antre gas elpiji 3 kg. (Foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Antrean panjang akibat kelangkaan gas elpiji 3 kg memakan korban jiwa. Lansia bernama Yonih (62), warga Jalan Beringin Satu, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, meninggal usai mengantre gas elpiji 3 kg, Senin (03/02).

Yonih diduga meninggal akibat kelelahan. Berdasarkan unggahan akun Instagram @viralciledug, disebutkan bahwa ibu penjual nasi uduk tersebut meninggal dunia setelah antre selama berjam-jam sejak pagi pada Senin 3 Februari 2025.

"Dia nyari gas muter dari pagi ga dapat, dia antri di agen berjam-jam," demikian narasi keterangan dalam unggahan akun instagram tersebut.

Berdasarkan informasi, sebelum meninggal, korban terlihat sedang duduk di rumah setelah capek memburu gas melon tersebut. "Sempat dibawa ke RS buat mastiin ternyata (korban) memang sudah meninggal," katanya.

Sebelumnya, Istana juga telah buka suara soal gas elpiji 3 kg yang sudah tidak bisa dijual pedagang eceran per 1 Februari 2025, dan pembelian hanya bisa dari pangkalan elpiji resmi Pertamina.

Pembelian gas elpiji 3 kg kini tidak bisa dilakukan di warung pengecer, melainkan sepenuhnya dari pangkalan LPG resmi. Meski demikian Pertamina Patra Niaga memastikan masyarakat akan mendapat harga lebih murah.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengungkapkan, pembelian di pangkalan resmi LPG 3 kg lebih murah karena harga yang digunakan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Bagi masyarakat, pembelian di Pangkalan resmi LPG 3 kg tentu lebih murah harganya dibandingkan pengecer karena harga yang di jual sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah daerah masing-masing wilayah," tutur Heppy dalam keterangan resmi, Senin (3/1/2025).

(Jyg)