merdekanews.co
Rabu, 09 Oktober 2024 - 10:25 WIB

Festival Asmat Pokman ke-37 Event Unggulan Papua Selatan Kembali Masuk KEN 2024

Viozzy - merdekanews.co
Foto dok Kemenparekraf

Jakarta, MERDEKANEWS - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi kehadiran “Festival Asmat Pokman Ke-37 Tahun 2024” sebagai satu-satunya event unggulan dari Papua Selatan yang masuk ke dalam 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) 2024.

Menparekraf Sandiaga dalam sambutannya pada hari kedua Festival Asmat Pokman 2024 di Lapangan Yos Sudarso, Agats, Kabupaten Asmat, Papua Selatan, Selasa (8/10/2024), mengapresiasi Keuskupan Agats, Pemerintah Kabupaten Asmat, dan semua pihak yang mendukung pengembangan parekraf di Papua Selatan melalui kehadiran event berkualitas.

“Untuk kedua kalinya Festival Asmat Pokman menjadi satu-satunya event unggulan dari Papua Selatan yang masuk KEN 2024. Pencapaian ini berkat inovasi dan kualitas yang terus dijaga,” kata Menparekraf Sandiaga.

Kehadiran Menparekraf Sandiaga disambut antusias masyarakat serta wisatawan mancanegara yang sebagian besar berasal dari Eropa khususnya Prancis dan Jerman. 

Setibanya di Kabupaten Asmat, Menparekraf Sandiaga diolesi sagu di bagian wajah yang menandai penerimaan dan pengakuan untuk menjadi bagian dari masyarakat Suku Asmat.

Festival Asmat Pokman yang berlangsung pada 7 hingga 11 Oktober 2024 adalah festival seni budaya yang menampilkan orisinalitas dari para pelaku seni ukir Kabupaten Asmat. Dimana mereka menampilkan keunikan dan kekuatan budaya melalui demonstrasi mengukir manual, manuver perahu, dan workshop pangkur sagu.

Yang menarik dari festival ini adalah penjualan hasil pengrajin ukiran dan anyaman tersebut ditawarkan melalui skema lelang kepada publik sehingga menjadi unique selling point tersendiri.

Manuver perahu yang menjadi atraksi pesta adat Suku Asmat juga selalu menarik perhatian wisatawan. Dimana para pendayung akan berdiri sambil berpekikan dan sahut-menyahut, menghamburkan kapur putih dari ruas bambu, seirama memukul perahu dengan papan dayung dan membentuk formasi di tengah sungai kelabu menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi wisatawan.

Konsistensi dan kolaborasi dari Keuskupan Asgats dan Pemerintah Kabupaten Asmat atas terselenggaranya Festival Asmat Pokman sejak 1981 menjadi upaya pelestarian nilai-nilai luhur budaya dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di wilayah tersebut.

Pada penyelenggaraan ke-37, Festival Asmat Pokman diperluas dengan adanya trip bakau untuk mendorong ekowisata dan perlindungan ekosistem mangrove Asmat. Kemudian talk show parekraf, workshop body painting Asmat, serta pentas seni tari dan musik.

Kemenparekraf dikatakan Sandiaga, akan terus mendukung sepenuhnya pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Asmat, Papua Selatan, melalui program pemasaran agar lebih dikenal masyarakat luas.

“Kepada seluruh wisatawan khususnya wisatawan mancanegara jangan lupa dukung pengrajin lokal Asmat dengan keotentikan budaya. Ke sini jangan hanya menjadi ‘rohali’ rombongan yang hanya lihat-lihat. Tapi menjadi ‘rojali’ rombongan yang jajan dan beli produk kreatif Asmat. Dukungan kalian sangat membantu melestarikan budaya kita yang kaya dan berkontribusi terhadap ekonomi lokal,” kata Menparekraf Sandiaga.

Uskup Agats Kabupaten Asmat, Monsinyur Aloysius Murwito, OFM mengapresiasi dukungan dan kehadiran Menparekraf Sandiaga secara langsung dalam Festival Asmat Pokman ke-37 yang membawa kegembiraan dan inspirasi kepada seluruh masyarakat Asmat.

“Ini juga merupakan sebuah pengakuan dari pemerintah pusat. Penghargaan yang tinggi dari pemerintah pusat terhadap talenta yang diberikan Tuhan kepada kami semua. Besar harapan kami melalui festival ini bukan hanya mengagumi hasil karya seni tapi juga dapat meningkatkan pendapatan dan taraf kehidupan masyarakat Asmat,” kata Uskup Monsinyur. (Viozzy)






  • Tiga Langkah Strategis Akselerasi Pembangunan Papua Selatan Tiga Langkah Strategis Akselerasi Pembangunan Papua Selatan Cita-cita masyarakat Papua Selatan untuk membangun sebuah rumah besar sebagai tempat naungan hidup telah terwujud saat ini. Namun, masih ada tanggung jawab besar di hadapan kita, yaitu menjadikan rumah baru ini memancarkan cahaya kesejahteraan, kedamaian, dan keadilan di Timur Indonesia