Jakarta MERDEKANEWS -- Apollo Quiboloy pemimpin gereja besar dan penasehat spiritual mantan Presiden Rodrigo Duterte ditangkap atas berbagai tuduhan kejahatan seksual di Filipina dan Amerika Serikat (AS).
Penangkapan Apollo Quiboloy disampaikan oleh Sekretaris Departemen Dalam Negeri Benhur Abalos dalam sebuah unggahan singkat di media sosial pada Minggu (08/09). Namun ia tidak mengatakan di mana pendeta itu ditangkap.
Nicolas Torre, direktur polisi regional di Davao, mengonfirmasi penangkapan Quiboloy. Ia mengatakan bahwa ia diberi tahu bahwa Quiboloy telah menyerahkan diri kepada pihak berwenang.
"Pada Juni 2024, Departemen Kehakiman Filipina mendakwa pendeta itu dengan pelecehan seksual yang mendorong pengadilan untuk mengeluarkan surat perintah penangkapannya. Lima anggota gerejanya juga didakwa dengan tuduhan perdagangan manusia dan tindak kekerasan anak lainnya," kata Torre dalam sebuah kinferensi pers, seperti dilaporkan Al Jazeera.
Sebelumnya pada Minggu, pemerintah mengerahkan sedikitnya 3.000 polisi ke kompleks gereja, tempat pihak berwenang telah melakukan operasi selama dua minggu terakhir.
Sementara itu Duterte dan sekutunya telah mengkritik upaya sejumlah besar polisi untuk menangkap Quiboloy sebagai tindakan yang berlebihan.
Ketika ia menjadi Wali Kota Davao City, dan kemudian sebagai presiden, Duterte sering muncul di stasiun televisi Quiboloy untuk mempromosikan tindakan kerasnya terhadap narkoba yang dilakukan polisi, yang menewaskan ribuan tersangka yang sebagian besar miskin.
Pendeta tersebut mengatakan situasinya di Filipina "menjadi rumit" setelah Presiden Ferdinand Marcos Jr berkuasa pada tahun 2022. Ia menuduh bahwa pemerintah Marcos telah "berkonspirasi" dengan lembaga-lembaga di Amerika Serikat, seperti FBI dan CIA untuk "menyerahkan saya kepada Amerika".
Quiboloy, yang menyatakan diri sebagai "pemilik alam semesta" dan "anak Tuhan yang ditunjuk", sebelumnya telah menuntut jaminan dari pemerintah sebagai imbalan atas penyerahan dirinya bahwa ia tidak akan diekstradisi.
Ia mengatakan jika tuntutannya dipenuhi, ia "akan hadir dan menangani semua kasus tersebut, di mana pun Anda membawanya, di sini, di Filipina".
Pada tahun 2021, Departemen Kehakiman AS mendakwa Quiboloy dengan tuduhan perdagangan seks terhadap anak perempuan dan perempuan berusia 12 hingga 25 tahun untuk bekerja sebagai asisten pribadi, atau "pastoral", yang diduga diminta untuk berhubungan seks dengannya.
Terkait penangkapan pendeta tersebut, Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr. mengatakan tak akan memberi perlakuan khusus terhadap Quiboloy.
"Tidak ada perlakuan khusus. Kami akan memperlakukannya seperti orang yang ditangkap lainnya dan menghormati hak-haknya," kata Marcos.
"Kami akan menunjukkan sekali lagi bahwa sistem peradilan kami di Filipina aktif, bersemangat, dan berfungsi," sambung Marcos kepada wartawan.
Marcos mengatakan kubu Quiboloy telah menetapkan syarat-syarat untuk penyerahan dirinya, termasuk jaminan bahwa dia tidak akan dikirim ke Amerika Serikat untuk menghadapi tuduhan.
"Memberikan syarat bukanlah pilihan bagi seseorang yang merupakan buronan," kata Marcos yang menggambarkan operasi penegakan hukum untuk menangkap Quiboloy sebagai kerja polisi terbaik.
"Dengan sedikit lega saya dapat mengatakan bahwa fase operasi ini telah berakhir. Sekarang kita serahkan Quiboloy kepada sistem peradilan," katanya.
-
Tangkap Alice Guo di Tangerang, Presiden Filipina Ucapkan Terima Kasih ke Polri Saya mengucapkan selamat kepada seluruh personel penegak hukum yang memungkinkan penangkapan ini
-
Thomas Matthew Crooks Pelaku Penembakan Donald Trump, Merupakan Pemilih Pemula Pemilihan presiden tahun ini akan menjadi pemilihan presiden pertama yang dia cukup umur untuk ikut serta
-
Kalahkan Filipina 2-0, Timnas Lolos ke Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia! Timnas Indonesia lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 usai mengalahkan Filipina dengan skor 2-0
-
Laga Hidup Mati Kontra Filipina, STY Hakul Yakin Timnas Indonesia Menang! Indonesia punya lebih besar peluang lolos ke ronde ketiga dibanding Vietnam, apalagi kita main di kandang