merdekanews.co
Senin, 16 April 2018 - 07:40 WIB

Jaga Ketahanan Nasional

Suhardi Ajak Generasi Milenial Pahami Sejarah

MUH - merdekanews.co
Komjen Pol Suhardi Alius

Jakarta, MERDEKANEWS -Banyak ancaman, ketahanan nasional harus terus diperkuat untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terlebih dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi seperti sekarang.

Hal itu dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius saat memberikan kuliah umum kepada peserta Program Pendidikan Angkatan Reguler (PPRA) 57 2018 di Ruang NKRI Gedung Lemhannas, Jakarta.

"Ketahanan nasional harus terus diperkuat untuk menjaga stabilitas NKRI,”ujarnya.

Menurutnya, Indonesia dengan ideologi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika berpotensi untuk terus digoyang berbagai ancaman yang bertujuan meruntuhkan NKRI. Namun, dengan ketahanan nasional yang kuat, ancaman yang ada sejak merdeka hingga era milenial sekarang ini berhasil dihancurkan.

"Makanya ketahanan nasional itu harus terus dipupuk dan diperkuat. Tidak hanya kepada generasi muda, tapi semua generasi bangsa. Apalagi tantangan globalisasi sangat luar biasa dengan adanya kemajuan teknologi informasi. Semua harus bergerak dan berbuat untuk keutuhan NKRI,"tegas Suhardi.

Kepada peserta PPRA Lemhannas, Suhardi berpesan agar mereka memahami resonansi kebangsaan, terutama yang berkaitan dengan tugas Lemhannas. Diantaranya membuat resilience atau pertahanan nasional pada semua aspek kehidupan untuk menghadapi tantangan globalisasi yang luar biasa.

Selanjutnya, kata dia mereka wajib mamahami masalah radikalisme dan terorisme, karena mereka adalah para calon pemimpin di negara ini, baik dari TNI, Polri, birokrasi, LSM, dan berbagai perkumpulan dari semua stakeholder di Indonesia.

"Kita mempunyai tanggung jawab moral untuk menjaga bangsa ini dengan mengimplementasikan pengetahuan ini. Kita ingin sesuatu yang membumi, tidak hanya tataran wacana, sehingga pengetahuan ini bisa dipahami masyarakat dengan baik," tuturnya.

Menurut Suhardi, pada era sekarang ini, tantangan bangsa Indonesia ditentukan oleh sumber daya manusia, yaitu seluruh bangsa Indonesia. Artinya, Indonesia bukan hanya milik generasi sekarang saja, tapi juga milik anak cucu nanti. Merekalah yang nantinya akan bertanggungjawab secara estafet untuk memelihara NKRI dengan baik.

"Mereka nanti yang berkuasa dan pengambil keputusan. Karena itu, mereka harus kita beri wawasan kebangsaan yang baik. Jangan lupa mereka ini hanya titipan untuk menyambungkan ke generasi selanjutnya," jelasnya.

Generasi sekarang teridentifikasi lebih cenderung melakukan pendekatan fungsional, yaitu ketika dinilai bermanfaat buat mereka akan diambil. Kalau itu dibiarkan, kata Suhardi, maka ketahanan nasional bangsa ini akan melemah.

"Oleh karena itu, sebagai bangsa besar, mereka juga harus dibekali dengan pendekatan historikal atau sejarah," ujarnya.

Dengan begitu, diharapkan para generasi milenial mengenal bangsanya, mengetahui jati diri bangsa, dan mengenal pahlawan bangsa yang berjuang meraih kemerdekaan. Hal itu harus terus diingatkan kepada generasi milenial dalam membangun kekuatan bangsa yang optimal.

Dalam penyampaian wawasan kebangsaan ini, Suhardi menilai jangan hanya sebatas di lembaga pendidikan saja, tapi harus dipraktikkan dan diimplementasikan di lapangan. Intinya, lembaga pendidikan bisa sebagai pondasi, sedangkan implementasinya bisa dilakukan di mana saja.

"Sekali lagi, tujuan akhir kita adalah resilience atau bagaimana bangsa ini bisa mem-protect diri dari hal-hal negatif demi keutuhan NKRI," pungkasnya
  (MUH)