merdekanews.co
Sabtu, 03 Agustus 2024 - 16:15 WIB

Pembangunan Ibu Kota Nusantara Diyakini Tidak Mengganggu Kehidupan Orang Utan

Jyg/Ant - merdekanews.co
acara ASNFest 2024 bertajuk "ASN Muda di Ibu Kota Nusantara". (Foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) diyakini tidak mengganggu kehidupan orang utan.

Penegasan itu disampaikan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ratna Dasahasta dalam acara ASNFest 2024 bertajuk "ASN Muda di Ibu Kota Nusantara" di Kompleks Antara Heritage Center (AHC), Jakarta, Sabtu.

"Bahwa pembangunan atau perpindahan ibu kota negara kita dari Jakarta ke Nusantara itu ternyata sama sekali tidak mengganggu kehidupan orang utan. Mereka (orang utan) ternyata lokasinya jauh dari pusat Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP)," kata Ratna.

Sebelumnya pemaparan yang disampaikan Ratna, dalam acara itu juga turut diputar film dokumenter yang dibuat oleh tim KSP berjudul "Orang Utan dan Masa Depan Ekosistem Ibu Kota Nusantara" yang juga menyampaikan pesan bahwa pembangunan IKN tidak mengganggu orang utan.

Lebih lanjut Ratna menceritakan tujuan pembuatan film tersebut lantaran adanya kekhawatiran pembangunan IKN nantinya akan merusak hutan, lingkungan hidup, dan juga mengganggu orang utan.

"Kenapa kemudian saya kepikiran untuk membuat story tentang oran utan di IKN, tadi di video udah disampaikan sebenarnya, di dunia ini orang utan itu hanya ada di Kalimantan dan hanya ada di Sumatera, hanya ada di Indonesia dan dua pulau itu saja," ungkap Ratna.

Ia seperti dilansir antaranews mengatakan, orang itu juga merupakan simbol atau ikon dari lingkungan hidup. "Dengan orang utan bisa hidup, sebenarnya hutannya pasti bagus," ujar Ratna.

Oleh sebab itu, lanjutnya dalam menjawab tudingan miring dari publik baik di dalam negeri maupun dunia internasional, KSP perlu menyampaikan informasi tentang orang utan dan bagaimana kaitannya dengan pembangunan IKN karena kritik atau kekhawatiran tersebut tidak bisa diabaikan.

"Jadi, itu harus dijawab. Kalau tidak nanti pikirannya macam-macam. Produk komunikasi berupa audiovisual itu menjadi salah satu yang paling mudah untuk dicerna sama publik hari ini, sehingga riset yang panjang bertemu berapa orang, bertemu dengan beberapa yayasan, kemudian film ini saya ingin menyampaikan message bahwa pembangunan atau perpindahan ibu kota negara kita dari Jakarta ke Nusantara itu ternyata sama sekali tidak mengganggu kehidupan orang utan," ujar Ratna.

(Jyg/Ant)