
Jakarta, MERDEKANEWS -Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memastikan tidak ada permasalahan dalam proses pembelian 11 pesawat tempur Sukhoi SU-35 rakitan dari Rusia. Pembelian pesawat tempur ini sudah diteken, dan tidak akan dibatalkan. Seluruh pesanan pesawat tempur Sukhoi ini akan tiba semuannya di Tanah Air, pada tahun 2020 mendatang.
"Pembelian nggak ada masalah. Setelah kontrak pembelian sebesar 1.140 juta dolar ditandatangani pada Rabu 14 Feberuari 2018 lalu, sekarang kita tinggal nunggu pesawatnya saja," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom Publik) Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigadir Jenderal Totok Sugiharto di kantornya, Senin (9/4/2018).
Jenderal bintang satu itu menjelaskan, kedatangan pesawat Sukhoi SU-35 yang bertujuan untuk menggantikan F-5 Tiger yang sudah tidak layak terbang ini tidak akan datang secara bersamaan. Pesawat tempur Rusia ini akan dikirim dalam tiga tahap.
"Tiga tahapan ini tercantum dalam kontrak pembelian. Tahap pertama pesawat yang akan dikirim sebanyak dua unit pada Agustus 2019, dengan catatan kontrak efektif per Agustus 2018. Tahap kedua, enam unit akan dikirim 18 bulan setelah kontrak efektif. Dan, tiga unit sisanya akan dikirim setelah 23 bulan dari kontrak. Pokoknya paling lambat semua sudah ada di Tanah Air pada tahun 2020," ujarnya.
Soal kelengkapan senjata, Pria yang dekat dengan wartawan ini memastikan kondisi pesawat shukoi siap tempur sesuai dengan spesifikasi teknis yang diajukan TNI Angkatan Udara. Bahkan, dalam pembeliannya dijamin tidak ada korupsi.
"Pesawat Sukhoi ini full combat, mas. Dan pokoknya dalam pembelian peswat tempur ini nggak ada dikorupsi. Nggak ada itu yang comot-comot anggarannya," tegasnya.
Totok pun meyakini, kedatangan pesawat canggih ini akan memperkuat pertahanan negara. Bahkan, dari kerja sama pembelian pesawat ini akan memberikan keuntungan tersendiri bagi negara ini. Sebab, dari pembelian ini, pihak Sukhoi sepakat untuk membuat pabrik suku cadang di Indonesia.
"Nah kalau pabrik itu sudah ada, kita tentu akan bangga karena negara-negara tetangga yang menggunakan Sukhoi, seperti Malaysia dan Vietnam akan membeli suku cadang dari pabrik di Indonesia. Mereka juga akan memperbaikinya disini juga," tuturnya.
Selain itu, Totok mengungkapkan institusinya kini tak hanya fokus dalam pengadaan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) saja. Tapi juga berupaya membangun kekuatan pertahanan sumber daya manusia melalui program bela negara yang selama ini digaungkan Kemenhan.
"Kita tentu nggak bisa memungkiri kalau alutsista itu penting untuk pertahanan. Tapi yang terpenting sekarang itu adalah bagaimana kita meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tentunya cinta dan siap mati untuk negara. Makanya, kita akan terus menanamkan semangat bela negara ke masyarakat," paparnya.
Totok berpendapat, membangun semangat bela negara dalam diri masyarakat adalah salah satu modal utama untuk memperkuat pertahanan negara. Baik itu dari sisi peningkatan ekonomi maupun untuk sektor lain yang berdampak pada keutuhan suatu bangsa.
"Semangat bela negara bisa menekan angka korupsi. Kenapa? Karena ketika seseorang sudah punya semangat bela negara, mereka tentu akan dengan sendiri tidak ingin merugikan orang lain, apalagi merugikan negara," katanya.
Totok sendiri mengaku, dirinya anti yang namanya korupsi. Dia tak ingin menciderai pesan ibunya.
"Ibu saya yang mengajari dan selalu berpesan agar saya tidak korupsi. Itu yang terus-terusan beliau ingatkan kepada saya. Makanya saya nggak berani,"ujarnya.
Pemerintah Indonesia akhirnya sepakat membeli 11 unit Sukhoi SU-35. Kesepakatan imbal beli itu memungkinkan Indonesia membayar dengan komoditas kelapa sawit, kopi dan teh senilai 570 juta Dollar AS, pembayaran melalui skema offset senilai 400 juta Dollar AS dan sisanya dibayar dengan uang tunai. Kedua negara tidak hanya menyepakati jual beli jet tempur, melainkan juga kerja sama alih teknologi, program pengembangan alutsista dan pembangunan pabrik suku cadang untuk Sukhoi.
(MUH )
-
Kemenhan Panen Raya Jagung di Lahan Food Estate, Jawa Barat Food Estate merupakan pengembangan pusat pangan, yang tidak hanya mengembangkan pusat pertanian jagung namun juga pusat-pusat pertanian pangan lainnya, seperti singkong, padi, dan lain-lain, sesuai dengan kondisi lahan yang ada.
-
KPK Sudah Terima Laporan Dugaan Suap Pembelian Pesawat Mirage Bekas Tentu berikutnya kami verifikasi sesuai ketentuan lebih dahulu oleh Bagian Pengaduan Masyarakat
-
Jokowi Apresiasi Kepercayaan Filipina pada Produk Alutsista Buatan Indonesia Presiden Jokowi meyakini kedua negara dapat terus memperkuat kerja sama tersebut termasuk melalui rencana akuisisi pesawat anti-submarine warfare oleh angkatan laut Filipina
-
Prabowo Tidak Bersedia Jelaskan Pembelian Pesawat Bekas di Arena Debat Debat Capres Pemilu 2024 telah membuka mata publik bahwa banyak kejanggalan yang dilakukan oleh pemerintah selama berkuasa. Prabowo Subianto, capres yang diyakini sebagai perpanjangan penguasa dalam debat terbuka diminta menjelaskan penggunaan uang rakyat sebesar Rp 12 triliun, namun tak bersedia menjelaskan dengan berkilah waktunya terbatas.
-
Soroti Serangan Siber ke Kemenhan, Anies: Mengapa Anggaran Rp700 Triliun Tak Bisa Mengatasi Masalah Siber Debat Capres 2024 ke-3 ini mengusung tema Pertahanan dan Keamanan, dengan subtema Hubungan Internasional: Globalisasi dan Geopolitik: Politik Luar Negeri. Debat ini terdiri dari enam segmen dan berdurasi 150 menit.