merdekanews.co
Senin, 08 Januari 2024 - 08:52 WIB

Soroti Serangan Siber ke Kemenhan, Anies: Mengapa Anggaran Rp700 Triliun Tak Bisa Mengatasi Masalah Siber

Doddi - merdekanews.co
Debat Capres 2024 ke-3 (Dok.youtube KPU)

Jakarta, MERDEKANEWS - Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menggelar Debat Pemilihan Umum Presiden Indonesia (Pilpres) 2024 ke-3 yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta Pusat pada Minggu (7/12/2024) malam.

Debat Capres 2024 ke-3 ini mengusung tema Pertahanan dan Keamanan, dengan subtema Hubungan Internasional: Globalisasi dan Geopolitik: Politik Luar Negeri. Debat ini terdiri dari enam segmen dan berdurasi 150 menit.

Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, sempat menyinggung soal cyber attack dalam Debat Capres 2024 ke-3.

“Dalam beberapa tahun terakhir ini lebih dari 160 ribu orang meninggal bukan karena serangan militer, tapi karena serangan virus. HP kita, komputer kita diserang oleh cyber attack. Lebih dri 800 juta cyber attack," ungkap Anies 

Lanjut Anies dalam Debat Capres 2024 itu,  Kementerian Pertahanan (Kemenhan) bahkan juga terkena serangan siber. Institusi tersebut dibobol oleh peretas di tahun 2023 ini.

"Sebanyak Rp700 triliun tidak bisa mempertahankan itu. Ini sebuah ironi. Karena itu, kita ingin mengembalikan," kata Anies.

Anies juga mempertanyakan soal anggaran besar yang diberikan untuk Kemenhan selama lima tahun belakangan. Anies heran mengapa anggaran senilai Rp700 triliun tak bisa mengatasi masalah siber.

“Justru di situ letak problemnya, ketika anggaran yang begitu besar dialokasikan justru bukan untuk mempertahankan serangan paling modern yang terjadi,” ujarnya.

Menurut Anies lagi, serangan siber adalah masalah yang dirasakan oleh hampir semua lapisan masyarakat. Bukan hanya sektor pemerintahan yang berpotensi mengalami ancaman ini, tetapi juga seluruh keluarga di Indonesia.

Dirinya  menilai daripada membelanjakan anggaran untuk alutsista, sebaiknya itu dialokasikan untuk membenahi sistem keamanan siber. Sebab hal ini bukan termasuk investasi jangka panjang, sehingga manfaatnya bisa dirasakan dalam waktu dekat.

“Investasi jangka panjang boleh, tapi manfaatnya itu baru bisa dirasakan 5-10 tahun mendatang. Pertanyaannya, hari ini dan kemarin apa? Dan itulah yang menjadi fokus kita. Siapkan sistemnya, siapkan orangnya, dan siapkan langkahnya,” tandas Anies. (Doddi)