merdekanews.co
Sabtu, 06 Juli 2024 - 04:20 WIB

Sosok Sir Keir Starmer Perdana Menteri Inggris Pengganti Rishi Sunak

Jyg - merdekanews.co
Sir Keir Starmer memjabat sebagai perdana menteri baru Inggris. (Foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Sir Keir Starmer memjabat sebagai perdana menteri baru Inggris, menggantikan Rishi Sunak. Kepastian itu didapat setelah Partai Buruh secara resmi memenangkan Pemilihan Umum Inggris 2024, setelah meraih lebih dari setengah kursi di parlemen.

"Partai Buruh telah memenangkan pemilihan umum ini, dan saya menelepon Pak Keir Starmer untuk mengucapkan selamat atas kemenangan dia. Hari ini, kekuasaan akan berpindah tangan secara damai dan tertib dengan itikad baik dari semua pihak," kata Sunak dengan wajah muram, Jumat (05/07).

Sunak juga menekankan bakal bertanggung jawab atas kekalahan Partai Konservatif. Sunak akan mengajukan pengunduran diri ke kepala negara Raja Charles III. Raja kemudian meminta Starmer, sebagai pemimpin partai terbesar di parlemen, untuk membentuk pemerintahan.

Starmer mengenyam pendidikan di University of Leeds dan University of Oxford. Dia menikah dengan Victoria Alexander yang berprofesi sebagai terapis okupasi di Layanan Kesehatan Inggris (NHS). Ia sering menyebut bahwa dirinya berasal dari "latar belakang kelas pekerja" di Oxted, Surrey.

Starmer merupakan mantan kepala jaksa penuntut dan pengacara hak asasi manusia yang masuk ke parlemen pada tahun 2015. Di tahun itu, ia menjadi anggota parlemen untuk wilayah Holborn dan St Pancras di London utara.

Dia bertugas di tim mantan pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, sebagai menteri oposisi bidang Brexit. Pada jabatan itu dia mengatakan referendum kedua soal Uni Eropa harus dipertimbangkan.

Menyusul kekalahan telak Partai Buruh pada pemilihan umum tahun 2019, Sir Keir mencalonkan diri sebagai pemimpin partai tersebut - yang dimenangkannya pada April 2020.

Dalam pidato kemenangannya, Strammer yang berusia 61 tahun itu berjanji untuk memimpin Partai Buruh "ke era baru dengan keyakinan dan harapan".

Di masa mendatang, Starmer akan menghadapi sejumlah masalah saat memimpin Inggris. Beberapa di antaranya pertumbuhan ekonomi yang lesu, pelayanan publik yang kewalahan dan kekurangan dana karena pemotongan anggaran besar-besaran, dan tekanan finansial.

(Jyg)