merdekanews.co
Sabtu, 07 April 2018 - 22:28 WIB

Nasib Perusahaan Angker Bir Ditentukan Akhir April, Siapa Yang Mau Beli

Sam Hamdan - merdekanews.co

 

Jakarta, MerdekaNews - Pemprov DKI Jakarta akan menentukan nasib perusahaan Bir pada April bulan ini. Dilepas atau tidak saham milik pemprov akan ditentukan secepatnya.

Perusahaan bir PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) masih dikaji. Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengakui setoran dividen produsen Anker Bir itu besar.

"Kontribusinya, kalau kita lihat mereka membayar deviden, net profit-nya cukup tinggi. Tapi kalau dilihat dari total penerimaan kita yang di atas Rp 40 triliun ya nggak terlalu besar juga," kata Sandiaga di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Sabtu (7/4/2018).

Sandiaga sebelumnya mengatakan akan mengambil keputusan soal kepemilikan saham di perusahaan tersebut setelah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Rapat umum pemegang saham (RUPS) akan digelar pada akhir April.

"RUPS akan dilaksanakan akhir April. Sekitar akhir April kita akan sampaikan pemikiran Pemprov untuk kepemilikan kita di perusahaan tersebut," ujar Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, kemarin.

Gubernur DKI Anies Baswedan pada masa kampanye berjanji akan menjual saham pemprov DKI di PT Delta jika terpilih menjadi gubernur. Salah satu alasan melepas saham itu untuk menjaga anak-anak dari konsumsi minuman keras, seperti bir.

PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) masih melanjutkan kinerja positifnya. Sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, produsen Anker Bir berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 189 miliar.

Melansir dari keterbukaan informasi, Senin (30/10/2017), perolehan laba bersih tersebut meningkat 11,18% jika dibandingkan dengan perolehan laba bersih periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 170 miliar.

Penjualan perusahaan yang 23,34% sahamnya dimiliki Pemprov DKI Jakarta ini sebenarnya turun dari Rp 1,18 triliun menjadi 1,09 triliun.

Namun cukai bir dan pajak penjualan perseroan menurun dari Rp 640,9 miliar menjadi Rp 550,3 miliar. Sehingga penjualan bersih DLTA meningkat dari Rp 539,6 miliar menjadi Rp 545,7 miliar.

Beban pokok penjualan juga turun dari Rp 170,8 miliar menjadi Rp 145,77 miliar. Sehingga untuk pos laba kotor meningkat dari Rp 368,7 miliar menjadi Rp 399,9 miliar.

Adapun jumlah liabilitas perseroan hingga September 2017 sebesar Rp 195,2 miliar, meningkat dari posisi akhir 2016 sebesar RP 185 miliar. Sementara jumlah aset perseroan meningkat dari posisi akhir tahun Rp 1,19 triliun menjadi Rp 1,25 triliun.

Sekadar informasi, saat ini saham DLTA sebesar 58,33% di pegang oleh San Miguel Malaysia, lalu Pemprov DKI Jakarta mengempit 23,34% dan sisanya 18,33% tersebar di masyarakat.

  (Sam Hamdan)