merdekanews.co
Senin, 02 April 2018 - 01:02 WIB

Bursa Cawapres 2019

Siapa Dipilih Jokowi, Jenderal BG Apa Kapolri Tito?

Ira Safitri - merdekanews.co
Jenderal BG dan Kapolri Tito

Jakarta, MerdekaNews - Nama dua jenderal polisi disebut-sebut calon kuat mendampingi Jokowi. Adalah Jenderal Budi Gunawan (BG) yang kini menjabat sebagai Kepala BIN dan Kapolri Tito Karnavian.

Baik BG dan Tito memang belum secara terbuka akan maju sebagai cawapres. Tapi, nama keduanya selalu muncul dalam survei.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari memaparkan survei dukungan publik terhadap prediksi tiga skenario di Pilpres 2019.

Jika Joko Widodo-Tito Karnavian 37% versus pasangan Prabowo Subianto-Anies Baswedan 21,5%. Rahasia/belum memutuskan/tidak tahu/tidak jawab 41,5%.

Selain itu, muncul nama Kepala BIN Jendral Budi Gunawan (BG) dalam survei berpotensi sebagai kandidat cawapres Jokowi menyaingi Prabowo-Anies Baswedan.

Pasangan Joko Widodo-Budi Gunawan 34.6% versus pasangan Prabowo Subianto-Anies Baswedan (22%). Rahasia/belum memutuskan/tidak tahu/tidak jawab 43,4%.

Sementara Mahfud MD yang namanya kembali muncul dalam survei cawapres dengan elektabilitas cukup tinggi, tak tertarik.

"Kalau cawapres saya tidak tertarik dan itu biarkan saja mengalir," ujar Mahfud MD di Yogyakarta, Sabtu 31 Maret 2018.

Guru Besar UII itu justru mengatakan, sosok yang saat cocok menjadi cawapres adalah Pak Tito ( Kapolri) karena masih muda, lurus dan tegas. "Kalau saya justru Pak Tito yang layak menjadi cawapres. Kalau nama saya disebut ya saya mengalir saja," ujarnya menambahkan.

Mahfud mengatakan, survei tidaklah penting untuk menentukan siapa cawapres karena yang akan memilih cawapres adalah capresnya sendiri dan partai koalisinya.

"Kalau zaman Pak Harto pemimpin itu sudah disiapkan tidak dipilih namun kalau saat ini sangat bagus untuk demokrasi karena pemimpin dipilih. Tapi yang menentukan cawapres itu capres dan parpol koalisi," ujarnya.

Ia berharap, pemimpin yang nantinya terpilih adalah pemimpin yang bisa menjaga Indonesia dari radikalisme, kekerasan, NKRI harus aman dan rukun. "Siapapun harus mencari pemimpin yang seperti itu," terangnya. (Ira Safitri)