merdekanews.co
Sabtu, 31 Maret 2018 - 08:42 WIB

Cium Kaki 12 Napi di Penjara Italia

Pimpinan Katolik Roma Dipuji dan Dicaci

Aziz - merdekanews.co

MERDEKANEWS -Di Hari Kamis Putih, pra-Paskah, Pemimpin Katolik Roma Paus Fransiskus membasuh dan  mencium 12 kaki narapidana di Penjara Regina Coeli di Roma, Italia. 

Dalam tradisi Kristiani, Yesus Kristus membasuh kaki 12 muridnya pada Kamis Putih, atau sebelum disalibkan. Tradisi ini menggambarkan bahwa pelayanan dan cinta kasih Kristus bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani. 

Ke-12 napi  yang kakinya dibasuh dan dicium Paus berasal dari 
Italia, Filipina, Maroko, Moldavia,Kolombia dan Sierra Leone. Delapan 
beragama Katolik, dua beragama Islam, yang satu Kristen Ortodoks dan 
yang lainnya beragama Budha. 

“Setiap orang punya kesempatan untuk mengubah hidup dan tak ada yang bisa memberikan penilaian,” kata Paus, di penjara Regina Coeli, seperti dikutip dari AFP, Jumat.(30/3).
 
“Saya juga orang berdosa seperti Anda, tetapi hari ini saya mewakili Yesus. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, tidak pernah lelah memaafkan kita,” kata Paus, kepada para tahanan.
 
Para napi yang dibasuh dan dicium kakinya tampak terharu menerima 
perlakuan Paus itu. Tradisi pembasuhan kaki, mulai rutin dilaksanakan oleh para Paus sejak era Paus Yohans XXII di 1959.
 
Paus Yohanes Paulus II menjadi Pontiff yang mulai memperkenalkan ritual pembasuhan kaki kepada anak yatim piatu dan tunawisma. Berbeda, Paus Fransiskus lebih sering melaksanakannya di luar Vatikan, salah satunya di Penjara Regina Coeli itu. Penjara Regina Coeli adalah rumah tahanan paling tua di Roma. 

Pejara ini dibangun pada abad ke-17 dan saat ini para tahanan yang ada di dalamnya berasal dari 60 kebangsaan yang berbeda. Letak penjara Regina sangat dengan Vatikan, yaitu berada di sepanjang tepian Sungai Tiber. 

Ritual ini merupakan yang keenam kalinya bagi Paus Fransiskus. Sebelum menjadi Paus, Fransiskus yang menjabat Uskup Agung Buenos Aires, argentina, kerap melakukan hal ini kepada mereka yang ditahan di 
penjara dan yang terpinggirkan ketika merayakan Misa Hari Wafatnya 
Yesus. 

Selain itu, Fransiskus juga telah melakukan yang tidak biasa dalam ritual ini. Ia mendobrak tradisi dengan membasuh dan mencium kaki wanita dan Non-Kristiani.

Karena dobrakannya itu,  Fransiskus kerap mendapat kritik dan cacian dari kalangan konservatif. Kelompok konservatif mengkritiknya karena melibatkan perempuan dan non-Kristen dalam acara seperti ini. 

“Lebih baik tebar kasih saya kepada sesama umat,” ucap seorang politisi konservatif Italia.
 
Namun, dia juga menuai banyak pujian. Salah satunya datang dari 
para cendikawan dan ulama Muslim saat Paus Fransiskus melakukan 
ritual itu dalam Kamis Putih dua tahun lalu. 

“Kami sangat tersentuh ketika ia mencuci dan mencium kaki pengungsi Muslim pada upacara pembasuhan kaki pada Kamis Putih. Paus telah melakukan hal-hal yang tidak pernah dilakukan raja Muslim,”puji Imam Besar dari Universitas Sunni al-Azhar, Mufti Syed Ashiq Hussain di Pusat Perdamaian Dominikan di Lahore.

Setelah membasuh dan mencuci kaki para tahanan di penjara yang 
berarti Ratu Surga ini, Paus Fransiskus mengecam praktik hukuman mati 
yang masih dijalankan di beberapa negara. Baginya, hukuman mati tidak 
manusiawi. 

“Hukuman yang tidak terbuka pada harapan tidak Kristiani dan tidak 
manusiawi.” kata Paus sebelum meninggalkan penjara Regina. “Setiap 
hukuman harus terbuka pada horizon harapan sehingga hukuman mati 
tidak Kristiani dan tidak manusiawi,”tambahnya.

Sejak terpilih menggantikan Benedict XVI pada 2013 lalu, Paus fansiskus berulang kali menyerukan larangan bagi negara-negara di dunia untuk memberlakukan hukuman mati. Hal itu juga memicu kritik dari sejumlah gereja konservatif, khususnya di Amerika Serikat.
 
Kemarin, Paus Fransiskus memimpin prosesi Via Crucis atau Jalan 
Salib di Colosseum Roma. Keesokan harinya, dia akan memimpin ibadah 
Paskah. Di puncak perayaan Paskah pada Minggu (1/4), Paus Fransiskus 
akan menyampaikan pesan Urbi et Orbi atau pesan kepada kota dan dunia. (Aziz)