
Jakarta, MERDEKANEWS -- Staf Khusus Menteri Agama RI (Stafsus Menag) Wibowo Prasetyo menilai transformasi layanan publik yang saat ini berjalan di Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hasil kerja keras dari banyak pihak. Keberhasilan antara lain karena adanya dukungan yang positif dari kalangan media massa.
Hal itu dikatakan Wibowo saat menjadi narasumber pada diskusi bertajuk 'Media dan Peran Pengawasan Layanan Publik' yang diselenggarakan Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenag di Kabupaten Magelang, Sabtu (17/02).
"Simbiosis antara Kemenag dan media massa ini terjalin begitu erat. Media terbukti membantu banyak, khususnya dalam hal pengawasan agar layanan publik itu benar-benar mencapai sasaran. Media bisa secara lengkap dan jernih menangkap persoalan yang dirasakan masyarakat langsung," kata Wibowo seperti dikutip dari website Kemenag, Senin (19/02).
Selain Wibowo, hadir sebagai narasumber, Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Kemenag Akhmad Fauzin, dan jurnalis senior MNC Group Abdul Hakim. Diskusi ini dihadiri puluhan peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari aktivis pemuda, tokoh masyarakat, hingga kalangan jurnalis.
Menurut Wibowo, untuk mewujudkan layanan publik yang benar-benar membumi, dibutuhkan peran aktif media. Sebab, dari media justru banyak masukan yang berharga untuk melengkapi kebijakan yang telah ditelurkan oleh suatu institusi.
Seperti yang terjadi di Kemenag, Wibowo mengungkapkan, banyak kebijakan terbukti dilatarbelakangi karena atas berbagai masukan media.
Pendaftaran haji atau nikah, misalnya, saat ini sangat mudah karena terlayani dalam satu aplikasi bernama Pusaka.
Aplikasi ini tercipta karena Kemenag merespons baik masukan-masukan publik. Masukan itu disampaikan ke berbagai media, baik media mainstream atau media sosial.
"Termasuk dalam layanan haji di Arab Saudi. Saat ini Itjen Kemenag di bawah komando Bapak Faisal Ali Hasyim melakukan pengawalan secara aktif terhadap bentuk layanan kepada jemaah haji," ungkapnya.
"Hasilnya membanggakan karena ada efisiensi yang cukup besar. Ini semua terwujud karena sebelumnya Kemenag menangkap masukan publik melalui media massa bagaimana mewujudkan layanan haji berkeadilan," jelasnya.
Wibowo berharap, meski layanan publik di Kemenag telah banyak mendapatkan apresiasi positif dari berbagai pihak, hal itu tidak membuat para pegawai cepat berpuas diri.
Sebab, lanjut mantan jurnalis ini, tantangan layanan publik sejatinya terus berkembang dan bermunculan seiring perkembangan zaman.
Untuk itu, pegawai sebagai aparatur sipil negara (ASN) dituntut memiliki kesadaran tinggi terhadap perubahan dalam kerangka memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
"Jangan alergi atau antikritik. Justru dari kritik media itu menjadi sentilan yang membuat kita harus terpacu untuk melakukan perbaikan. Itu bagian pengawasan agar kita tidak menyimpang, namun harus taat aturan dan transparan," tandas Wibowo.
-
Polisi Tangkap Pengamen Pelaku Pengerusakan Bus di Tangerang, Satu Lainnya Diburu! Selain, AM polisi masih memburu pelaku lainnya yang berinisial S.
-
Tega Banget! Begini Kronologi Bayi Hasil Hubungan Inses Dibuang Kakak dan Adik di Medan Perempuan berinisial NH dan pria berinisial R di Medan, Sumatera Utara, diduga telah membuang mayat bayi laki-laki hasil inses
-
TelkomMetra Dorong Inovasi Digital lewat AI dan Data Analitycs TelkomMetra Dorong Inovasi Digital lewat AI dan Data Analitycs
-
DPD Partai Gerindra Bali Tidak Pernah Berafiliasi dengan Ormas GRIB! yang jelas Partai Gerindra tidak pernah berafiliasi dengan ormas GRIB
-
Penyewa Didalami, Polisi: Pelaku Ricuh di Kemang Berasal dari Kelompok Jasa Pengamanan 10 orang yang kita tangkap ini merupakan kelompok yang berasal dari jasa pengamanan