merdekanews.co
Senin, 12 Februari 2024 - 16:35 WIB

Nobar dan Diskusi Film Dirty Vote Dilarang Digelar, Ada Apa Nih?

Jyg - merdekanews.co
Acara nonton bareng dan diskusi film Dirty Vote batal digelar. (Foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Acara nonton bareng dan diskusi film Dirty Vote yang sedianya dilaksanakan di Mbloc Creative Hall, Senin (12/02) pukul 19.00-21.00 WIB, batal digelar.

Kabar gagalnya acara tersebut digelar disampaikan oleh akun Instagram @Salam4jari_id. "Kabar Duka Untuk Demokrasi: Nobar & Diskusi Film Dirty Vote Dilarang!," tulis judul keterangan tersebut, Senin (12/02).

Acara nobar film Dirty Vote batal digelar karena larangan oleh Peruri yang disebut sebagai pihak pemilik aset Mbloc Space. Sejauh ini Peruri sebagai pemilik aset Mblok space tidak memeberikan alasan pemnatalan acara tersebut.

"Malam ini jam 21.58 WIB kami Salam 4 Jari mendapat kabar bahwa acara nobar dan diskusi film Dirty Vote yang akan diselenggarakan tanggal 12 Februari 2024 jam 19.00-21.30 WIB di Mbloc Creative Hall mendadak dilarang oleh pihak Peruri sebagai pemilik aset Mbloc Space," jelasnya.

Pihak Peruri disebut tidak memberikan penjelasan atas pelarangan gelaran tersebut. Hanya pelarangan atas kegiatan tersebut akan disampaikan.

"Alasan yang belum diketahui dengan pasti. Surat pelarangan rencananya akan dikirimkan/diinfokan," jelas akun Instagram @Salam4jari_id.

Sebelumnya, rumah produksi WatchDoc baru saja merilis film dokumenter terbaru berjudul Dirty Vote. Film dokumenter dugaan kecurangan Pemilu 2024 'Dirty Vote' tayang pada minggu tenang Pilpres 2024, Minggu (11/2/2024).

Film yang disutradarai Dandhy Dwi Laksono itu berisi tentang dugaan kecurangan-kecurangan di Pemilu 2024. Film itu menampilkan tiga orang ahli hukum tata negara, yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.

Film ini dapat diakses di akun YouTube Dirty Vote. Adapun WatchDoc pernah merilis film-film dalam momentum Pemilu. Pada 2014, mereka meluncurkan film Ketujuh. Lalu pada 2017, menjelang Pilkada DKI Jakarta, mereka menerbitkan Jakarta Unfair. Pada Pilpres 2019, ada film Sexy Killers.

(Jyg)