Jakarta, MERDEKANEWS - Kampanye pasangan capres-cawapres hanya tinggal hitungan hari. Namun suasana panas menjelang hari pencoblosan semakin terasa antar pendukung pasangan calon.
Komrad Pancasila, Akademisi, Praktisi dan para Ahli pun menyoroti fenomena para guru besar, dosen, serta insan akademis lainnya yang tiba-tiba muncul dan bersuara dengan lantang menyatakan kondisi negara sedang tidak baik-baik saja.
"Ketakutan demi ketakutan terus di sebar dan dipertontonkan secara massif, oleh manusia yang di pundaknya melekat predikat intelektual," ungkap Koordinator Komrad Pancasila Antoni Yudha, hari ini. Jumat (9/2/24)
Lebih lanjut, Antoni mengatakan bahwa Komrad Pancasila yang berisikan kalangan intelektual muda yang pernah mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi merasa miris akan kondisi yang terjadi.
"Apakah para insan akademika tersebut lupa bahwa ada cara lain yang jauh lebih baik dalam menyampaikan kegelisahan nya??? Bukankah ada cara yang lebih terhormat jika merasa ada kejanggalan dan pelanggaran hukum yang terjadi?," jelasnya.
"Sungguh sangat miris, jika para insan akademisi tersebut lupa atau bahkan tidak tau cara cara terbaik tersebut," kata dia lagi.
Lebih jauh, Antoni menuding gerakan para akademisi tersebut bukanlah gerakan murni yang didasari oleh aspirasi, namun lebih ke arah untuk turut serta memanaskan situasi. "Ataukah memang ini adalah bagian dari ORKESTRASI dari para insan akademis yang terlibat dalam politik partisan," ucapnya.
Oleh karenanya, atas dasar tersebut, Komrad Pancasila juga menyampaikan pernyataan diantaranya pertama menghormati kebebasan berpendapat setiap warga negara, namun tanpa harus menghasut orang lain, dan tetap menghargai pendapat orang lain.
Berikutnya, mengimbau Lingkungan Kampus beserta para Civitas Akademinya harus mengutamakan edukasi kepada masyarakat dan bukan provokasi.
"Kami meminta dunia pendidikan harus *terbebas dari segala bentuk politik praktis," katanya.
Selain itu, pihaknya mengajak seluruh elemen bangsa untuk senantiasa terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan tidak mudah termakan isu hoax yang sengaja dihembuskan pihak pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Komrad Pancasila bersama para akademisi, praktisi dan para ahli serta bersama masyarakat akan tetap mendukung Pemerintahan Presiden Joko Widodo hingga masa tugasnya selesai," pungkasnya. (Viozzy)
-
Smart Policing dalam Situasi Gawat Darurat Model smart policing merupakan model pemolisian yang mampu model orkestra yang mengharmonikan antara pemolisian konvensional, pemolisian elektronik maupun pemolisian forensik
-
Civitas Akademisi Universitas Trilogi Tolak Tokoh Politik/Mahasiswa Jadikan Kampus Tempat Politik Praktis Kampus adalah pendidikan tinggi untuk memajukan pendidikan, tidak boleh semua perguruan tinggi negeri maupun swasta tidak boleh untuk kegiatan politik praktis
-
Ratusan Akademisi Internasional Kumpul di Semarang, Definisikan Ulang Peran Agama Hadapi Krisis Global Isu besarnya adalah peran agama dalam menguatkan nasionalisme, merespons krisis keadilan dan kesetaraan, masalah gender, serta kemaslahatan umat, termasuk yang berkenaan dengan krisis iklim
-
Pemuda Katolik Inisiasi Gerak Bersama dan Konsolidasi Menuju Indonesia Emas 2045 “Sebagai umat Katolik kita harus bisa berkontribusi secara nyata dalam memperjuangkan kepentingan Katolik dan bangsa ini,” ujarnya dalam diskusi panel, (16/12).