merdekanews.co
Selasa, 06 Februari 2024 - 08:55 WIB

Hadirkan Raffi Ahmad, Sespim Polri Gelar Dialog Kebangsaan: "Anak Muda, Mau Kemana?"

Viozzy - merdekanews.co
Sespim Lemdiklat Polri menggelar Dialog Kebangsaan yang berlangsung di gedung Utaryo Suryawinata, Lembang. Senin (05/02/2024).

Lembang, RADARIKN -- Sespim Lemdiklat Polri menggelar Dialog Kebangsaan yang berlangsung di gedung Utaryo Suryawinata, Lembang. Senin (05/02/2024).

Dengan mengangkat tema “Nasionalisme Kebangsaan : Anak Muda, Mau Kemana?” kegiatan Dialog Kebangsaan menghadirkan Raffi Ahmad sebagai Narasumber.

Dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh seluruh peserta Didik Sespimmen Polri Dikreg ke-64 yang terdiri dari anggota Polri 268 orang, TNI 24 orang, dan Manca Negara 3 orang, serta perwakilan dari Peserta Didik Sespimti Polri Dikreg ke-33.

Dalam Perayaannya, Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Pol Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si., yang dibawakan oleh Kabag Jarlat Sespimmen Polri Kombes Pol Fauzi Bakti Mochji, SH, menyampaikan, “Para Peserta Didik diharapkan menyimak secara seksama dan dapat mengambil manfaat dari materi yang akan disampaikan bapak Raffi Ahmad sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif”, sambungnya.

Usai Perayaan yang disampaikan oleh Kabag Jarlat Sespimmen Polri Kombes Pol Fauzi Bakti Mochji, SH, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh Narasumber Raffi Ahmad.

Nasionalisme sangat terjadi untuk bertahannya suatu negara, dengan harapan munculnya rasa persatuan di dalam negara tersebut. Sejalan dengan itu, nasionalisme menurut amanat Kapolri yaitu memupuk Sense Of Crisis yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan internasional melalui kegiatan Cooling System berbekal kebhinekaan menuju peradaban dalam bingkai “Indonesia Sentris”.

Dalam paparan yang disampaikan oleh Raffi Ahmad juga menjelaskan bahwa anak muda saat ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Apa itu?

“Kelebihan anak muda saat ini adalah Aktualisasi. Yang mana keinginan individu untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Termasuk didalamnya adalah kemampuan untuk mengembangkan bakat, kreatifitas, keterampilan dan kecerdasan. Sedangkan kekurangannya adalah Validasi, yang mana merasa perlu untuk mendapatkan pengakuan atau pujian atau label dari seseorang dan akhirnya merasa puas dengan dirinya sendiri,” jelas Raffi Ahmad.

Raffi Ahmad juga menjelaskan bahwa ada dua jenis pengertian nasionalisme, yaitu nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas. Nasionalisme dalam arti luas adalah suatu pemahaman yang berasumsi bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Sedangkan Nasionalisme dalam arti sempit disebut juga dengan nasionalisme negatif karena mengandung makna perasaan persahabatan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi.

Menutup paparannya, Raffi Ahmad menyampaikan, “Meski berbeda, nasionalisme dari saya hanya satu yaitu melayani masyarakat,”.

Dalam wawancara dengan media Sespim Lemdiklat Polri, Kasenat Sespimmen Polri Dikreg ke-64 Dr. Muh Ardila Amry, SH, SIK, M.Si. menyampaikan, kita sebagai generasi penerus Polri harus sadar tentang era apa saat ini kita berada, kemudian kita juga harus sadar akan mempercepat perubahan yang sangat cepat.

“Oleh karena itu kita harus mempersiapkan diri, harus beradaptasi, harus bisa keluar dari zona nyaman, bahkan kita jangan menunggu. Kita harus bisa responsif, reaktif, proaktif, dan problem solver. Di era vuca saat ini tentunya kita Polri harus mampu menjadi ikon, ikon kebhinekaan dan juga ikon toleransi.Yang mana didalamnya itu tentunya kita harus mempunyai nilai tersendiri, dan kita juga harus mempunyai semangat sebagai Penjaga Kehidupan, Pembangun Peradaban, yang sekaligus Pejuang Kemanusiaan" tandasnya. (Viozzy)