merdekanews.co
Sabtu, 17 Maret 2018 - 12:40 WIB

Dijual Demokrat di Pilpres 2019, TGB Bisa Bernasib Seperti Dahlan Iskan?

Ira Safitri - merdekanews.co
Tuan Guru Bajang bersama Jokowi

Jakarta, MERDEKANEWS - Partai Demokrat memang lihai dalam melihat peluang. Disaat jago utamanya yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kurang kuat, partai besutan SBY ini langsung 'bermanuver'.

Adalah TGH Muhammad Zainul Majdi atau akrab dipanggil Tuan Guru Bajang (TGB) yang dikerek-kerek akan dimajukan di bursa Pilpres 2019. Strategi apa yang sedang dimainkan Demokrat?

"Saya tidak begitu yakin TGB akan secara serius dimajukan oleh Demokrat. Pakar strategi kuno Sun Tzu dalam bukunya pernah menyiratkan pengalihan (deception) sangat penting dalam perang," ungkap Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun seperti dikutip detik, Jumat (16/3/2018).

Menurut Rico, apa yang diteriakkan Demokrat berbeda dengan sikapnya. Jadi dia menilai langkah partai pimpinan Ketum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini sebagai bentuk pengalihan atau deception.

"Jangan lupa, Pak SBY adalah jenderal militer, pasti paham benar taktik ini. Saya membaca ini bisa diartikan sebagai strategi pengalihan," sebut Rico.

Dia menilai ada dua keuntungan Demokrat dengan mengeluarkan nama TGB agar bisa masuk bursa Pilpres 2019. Pertama, menurut Rico, adalah massa Islam yang berada di belakang TGB.

"Massa umat Islam yang pro ke TGB akan mudah dimobilisasi bukan hanya ke TGB, tapi juga ujungnya ke Demokrat," ujarnya.

Kemudian, keuntungan kedua adalah soal serangan ke Demokrat. Saat ini Demokrat tengah 'menjual' AHY sehingga putra sulung SBY itu yang paling rentan mendapat serangan.

"Serangan dari kompetitor tidak hanya fokus ke AHY, tapi juga ke TGB. Kalau kita ingat dulu waktu Pilgub DKI, saat AHY di atas angin, tiba-tiba banyak insiden yang bisa dibaca sebagai efek serangan," papar Rico.

"Contohnya ya kasus hukum yang membelit pasangannya dan sekarang tidak ada suaranya lagi, dan serangan terbuka Antasari terhadap SBY. Artinya, TGB akan ikut berbagi risiko bila ada serangan politik," sambungnya.

Namun Rico ragu Demokrat benar-benar akan memilih TGB ketimbang AHY. Sebab, sikap politik Demokrat tidak menunjukkan akan memajukan Gubernur NTB tersebut dalam kontestasi pilpres.

"Dukungan lisan Demokrat atas TGB sepertinya belum memiliki wujud nyata di lapangan. Di setiap momen penting dalam Demokrat, AHY selalu tampil, bukan TGB," kata Rico.

Tak hanya itu, dalam Rapimnas Demokrat juga tampak AHY-lah yang menjadi 'bintang'. AHY-lah yang dijuluki pemimpin muda masa depan.

"Saat bertemu Jokowi, AHY yang datang, TGB tidak diajak. Jadi saya agak ragu dengan pernyataan bahwa Demokrat serius memajukan TGB," ucapnya.

Memang Demokrat secara lisan belakangan banyak menyebut nama TGB, tapi secara riil belum ada tanda-tanda partai ini memberikan dukungan kepada kadernya tersebut. Saat ini Demokrat allout untuk AHY.

"Secara terbuka dan lisan, Demokrat mendukung TGB tapi riilnya sampai sekarang belum ada event penting yang disediakan oleh Demokrat untuk TGB, semua untuk AHY. Saya jujur saja melihat Demokrat akan lebih mendorong AHY ketimbang TGB," urai Rico.

"Kecuali Demokrat membuka cara dan mekanisme yang clear seperti konvensi untuk TGB bisa bertarung secara adil dengan AHY," imbuh dia.

Nama TGB memang belakangan kerap disebut oleh elite Demokrat. TGB juga masuk survei pilpres meski angka elektabilitasnya masih sangat kecil.

"Kita memberikan (kesempatan) seluas-luasnya kepada semua kader. Tentu semua survei yang muncul dan tidak hanya TGB, ada Pakde Karwo (Soekarwo), dan lain-lain," ungkap Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (15/3).

Nasib Konvensi Capres

TGB memang harus belajar banyak di dunia politik. Pada 2014, Dahlan Iskan yang mengikuti konvensi capres Partai Demokrat hanya bisa menelan ludah.

Mantan Menteri BUMN yang akrab disapa DI itu dinobatkan sebagai pemenang konvensi. Tragisnya, Demokrat tidak pernah menyorong raja media cetak itu.

Nah, Demokrat memilih blok koalisi Prabowo. Pilihan Demokrat diduga karena Hatta Rajasa yang juga besan SBY berduet dengan Prabowo.

Kini Demokrat mendorong TGB. Apakah TGB bisa bernasib seperti Dahlan Iskan? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Diketahui TGB saat ini menjadi salah satu figur tokoh Islam. TGB diyakini mampu menjadi magnet suara muslim.

Gubernur NTB dua periode itu adalah penghafal Al-Qur'an dan dekat dengan kalangan ulama. Mungkin inilah yang menjadi lirikan Demokrat yakni meraup suara Islam.

Apalagi figur AHY setelah keok di Pilkada DKI masih kurang mampuni jika dipaksa maju Pilpres 2019.

Di kalangan relawan pendukung Jokowi, TGB memang menjadi solusi duet di 2019. Karena, TGB dikenal dekat dengan kalangan ulama dan kelompok Islam dari berbagai organisasi.

Apalagi, TGB saat memimpin NTB dikenal bersih dan mampu memajukan daerahnya. "TGB soslusi alternatif karena dia bisa menambah pundi-pundi suara dari kelompok Islam," terang relawan yang namanya enggan disebutkan.

  (Ira Safitri)