Jakarta, MERDEKANEWS -- Isus soal sejumlah menteri yang berencana mundur dari Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terjawab sudah. Istana menegaskan isu tersebut sengaja diembuskan untuk menggoyang pemerintahan yang sudah berjalan dengan baik.
"Saya mantan Panglima langsung tanggap, ngerti saya itu, ada tujuan itu. Tujuannya untuk menggoyang ini, menggoyang pemerintah yang sudah baik-baik ini, merongrong dan seterusnya," ujar Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, dalam keterangannya, Jumat (19/01).
Moeldoko memastikan kabinet Presiden Jokowi tetap solid dan terus bekerja mengejar target pembangunan. Apalagi pemeritah memiliki program-program strategis yang harus segera diselesaikan.
"Waktu kita bekerja tinggal beberapa bulan, kita punya program strategis itu yang harus difokuskan, bahkan kecepatannya ditingkatkan. Semua menteri bekerja dengan baik, dan kita di kabinet tetap solid mengejar pembangunan," jelasnya.
Moeldoko juga menepis kontestasi politik telah membuat kondisi di dalam Kabinet Indonesia Maju tidak kondusif karena ada beberapa menteri yang maju sebagai capres dan cawapres.
"Di ruangan sidang kabinet semua berjalan happy-happy saja, tidak ada masalah komunikasi, tidak ada muncul emosi yang aneh-aneh. Semuanya datang seperti tidak ada pemilu, tidak ada yang berubah situasinya. Kalau ada istilah heboh, yang heboh siapa sih, kan orang-orang itu saja," ujar Moeldoko.
Moeldoko meminta masyarakat tak terpengaruh dengan munculnya isu-isu yang tak jelas asal usulnya. "Indikasinya gampang saja, kalau terjadi demotivasi, penurunan kerja, itu patut dicurigai, ini semuanya bergiat bekerja," pungkasnya.
Kabar sejumlah menteri siap mundur itu diungkap ekonom senior dari Indef, Faisal Basri. Awalnya Faisal mengaku mengajak sejumlah menteri untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju karena Presiden Jokowi dianggap terkesan berpihak kepada pasangan calon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Faisal Basri mengklaim yang paling siap mundur adalah Menkeu Sri Mulyani serta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Total disebut ada 15 menteri yang kemungkinan mundur, yang merupakan teknokrat (bukan dari partai) atau yang berasal dari partai oposisi.
"Saya ngobrol-ngobrol kan dengan petinggi-petinggi partai dan macam-macam, nah muncul katanya yang paling siap itu Ibu Sri Mulyani, Pak Basuki juga, dalam kaitannya dengan Gibran ini ya karena ini sudah beyond akal sehat begitu," kata Faisal Basri dalam program Closing Bell CNBC Indonesia.
-
Jokowi Minta KESDM Tingkatkan Produksi Lifting Minyak Jokowi Minta KESDM Tingkatkan Produksi Lifting Minyak
-
Jelang Purnatugas, Jokowi Pamitan dengan Keluarga Besar Istana Jelang Purnatugas, Jokowi Pamitan dengan Keluarga Besar Istana
-
Satu Dekade Kepemimpinan Jokowi, Polri Bentuk Ditressiber di 8 Polda Satu Dekade Kepemimpinan Jokowi, Polri Bentuk Ditressiber di 8 Polda
-
Perkuat Sektor Pendidikan dan Kesehatan, Jokowi Tetapkan Dua Kawasan Ekonomi Khusus Perkuat Sektor Pendidikan dan Kesehatan, Jokowi Tetapkan Dua Kawasan Ekonomi Khusus
-
Sri Mulyani: Pembangunan Infrastruktur dan SDM Jadi Fondasi Ketahanan Ekonomi Indonesia Sri Mulyani: Pembangunan Infrastruktur dan SDM Jadi Fondasi Ketahanan Ekonomi Indonesia