merdekanews.co
Selasa, 16 Januari 2024 - 09:25 WIB

Industri Manufaktur RI Makin PeDe, Baja Struktur Asal Bekasi Diekspor ke Kanada Senilai 2 Juta Dolar AS

Viozzy - merdekanews.co
Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi mewakili Menteri Perindustrian pada pelepasan ekspor produk baja struktur produksi PT Gunung Raja Paksi (GRP) di Cikarang Barat, Bekasi, Senin (15/1).

Jakarta, MERDEKANEWS -- Industri manufaktur nasional semakin PeDe (percaya diri) untuk memperluas pasar ekspornya di kancah global. Hal ini karena didukung kualitas produk lokal yang semakin berdaya saing dan permintaan pasar ekspor yang terus meningkat, sehingga mendorong optimalisasi produktivitas perusahaan.

“Salah satu subsektor manufaktur yang memiliki kinerja gemilang di tengah perlambatan ekonomi global adalah industri logam dasar. Apalagi, industri logam dasar dikenal sebagai induk industri, yang selama ini telah berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi mewakili Menteri Perindustrian pada pelepasan ekspor produk baja struktur produksi PT Gunung Raja Paksi (GRP) di Cikarang Barat, Bekasi, Senin (15/1).

Kemenperin mencatat, pada triwulan III tahun 2023, industri logam dasar tumbuh double digit sebesar 10,86 persen (y-on-y). Capaian ini melampaui jauh dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,94 persen dan kinerja industri pengolahan nonmigas yang tumbuh berada di angka 5,02 persen.

“Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas, khususnya sektor logam dasar ditopang oleh tingginya permintaan, di mana kinerja positif dari sektor industri logam dasar tersebut didukung oleh peningkatan permintaan pasar khususnya ekspor,” papar Doddy.

Oleh karena itu, Kemenperin memberikan apresiasi kepada komitmen GRP yang gencar menembus pasar ekspor. Pada awal tahun 2024, perusahaan ini melakukan pelepasan ekspor baja struktur sebanyak 1500 Metric Ton (MT) ke Kanada, dengan nilai sekitar USD2 juta. Selama tahun 2023, GRP telah membukukan capaian ekspor sebesar USD25 miliar.

“Pada Maret 2022 lalu, GRP melakukan ekspor baja struktur sejumlah 700 MT atau senilai USD1 juta ke Arizona, Amerika Serikat. Sebelumnya pada September 2020, GRP juga melakukan ekspor perdana struktur baja ke Vancouver, Kanada sebanyak 4.600 ton atau senilai USD4,7 juta, padahal saat itu di tengah krisis dampak pandemi Covid-19,” ungkap Doddy.

Capaian tersebut menunjukkan bahwa kualitas produk baja dalam negeri telah diakui oleh kancah dunia sehingga dapat menembus pasar internasional.

“Sektor industri baja kita sudah memiliki daya saing yang sangat tinggi dibandingkan dengan produk serupa dari negara-negara lain, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik serta bisa bersaing secara global,” imbuhnya.

Guna meningkatkan kemampuan industri logam dasar nasional, menurut Doddy, Kemenperin bertekad mendorong sektor ini semakin aktif berinovasi melalui penggunaan teknologi terkini seiring dengan perkembangan industri 4.0. Upaya ini dapat menciptakan diversifikasi produk sesuai kebutuhan pasar.

“Apalagi, industri baja merupakan sektor esensial bagi pengembangan sektor industri penting lainnya, antara lain konstruksi, alat transportasi, energi, alat perlindungan, infrastruktur, termasuk juga proyek pembangunan IKN,” tuturnya.

Selain itu, dalam pengembangan industri logam dasar nasional, Kemenperin telah menerapkan berbagai strategi kebijakan seperti optimalisasi pengendalian impor, penerapan TKDN, verifikasi kemampuan industri baja nasional, promosi investasi produk baja, pengenaan tarif maupun tindakan non-tarif, penerapan SNI, serta pemberian fasilitas fiskal. dan non-fiskal.

“Kami juga mendukung transformasi industri baja nasional menjadi industri hijau. Kami mengapresiasi komitmen GRP untuk mendukung dekarbonisasi melalui peluncuran Net Zero Roadmap, sesuai dengan target kami untuk mencapai target NZE pada tahun 2050 di sektor industri,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur GRP Fedaus menyampaikan, produk baja struktural yang diekspor GRP pada awal tahun ini untuk mendukung pembangunan Yukon Bridge di Kanada.

“Dengan Weather Resistance Grade, produk ini mengandung penambahan nikel untuk ketahanan korosi, menjadikannya pilihan ideal untuk konstruksi jembatan dalam cuaca ekstrem,” jelasnya.

Melalui ekspor baja struktural ini, lanjut Fedaus, GRP berupaya menciptakan prestasi baru dan memperkuat posisi Indonesia di panggung global. ”Komitmen kami tidak hanya pada peningkatan kualitas produk baja, tetapi juga pada peran kami dalam mendukung pembangunan infrastruktur di skala internasional,” ujarnya.

Menurut Fedaus, kontribusi GRP pada penguatan industri besi dan baja di Indonesia tidak hanya tentang angka ekspor, tetapi juga terkait menciptakan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.

“Perusahaan berkomitmen untuk terus berinovasi, menjaga standar kualitas tinggi, dan memainkan peran penting dalam membentuk citra positif Indonesia di dunia industri,” tutupnya. (Viozzy)