merdekanews.co
Rabu, 10 Januari 2024 - 07:55 WIB

Status Gunung Marapi Naik Menjadi Siaga, Waspadai Gas Beracun di Dekat Kawah

Viozzy - merdekanews.co
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status G. Marapi (2891 mdpl) di Sumatera Barat menjadi Level III (Siaga) terhitung dari tanggal 9 Januari 2024 pukul 18:00 WIB.

Jakarta, MERDEKANEWS -- Setelah meningkatkan status G. Gunungapi Lewotobi Laki-Laki menjadi AWAS, pagi ini Rabu, (10/1) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status G. Marapi (2891 mdpl) di Sumatera Barat menjadi Level III (Siaga) terhitung dari tanggal 9 Januari 2024 pukul 18:00 WIB.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan meminta masyarakat tidak melakukan kegiatan di dalam radius 4,5 km dari kawah terkait dengan adanya potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S di area kawah/puncak G. Marapi.

"PVMBG menaikkan status G. Marapi dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung dari tanggal 9 Januari 2024 pukul 18:00 WIB dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi/ancaman bahaya terkini,"ujar Hendra. Rabu (10/1).

Peningkatan status G. Marapi dilakukan dengan mempertimbangkan aktivitas vulkanik berdasarkan pengamatan instrumental dan data kegempaan dalam interval waktu 1 - 8 Januari 2024.

"Pascaerupsi 3 Desember 2023, erupsi lanjutan masih berlangsung hingga saat ini. Jumlah erupsi harian cenderung menurun namun sebaliknya jumlah gempa Low Frequency dan Vulkanik Dalam (VA) cenderung meningkat yang mengindikasikan pasokan magma dari kedalaman masih terjadi dan cenderung meningkat. Hal ini juga terlihat dari grafik baseline RSAM yang masih di atas normal dan data tiltmeter yang cenderung mendatar,"lanjut Hendra.

Pertimbangan lainnya untuk meningkatkan status G. Marapi dijelaskan Hendra, adanya aktivitas erupsi yang teramati secara visual, terekamnya gempa erupsi dan gempa hembusan yang disertai dengan tremor dan menerus masih menunjukkan aktivitas G. Marapi masih tergolong tinggi dan laju emisi (fluks) gas SO2 yang dihasilkan dari aktivitas G. Marapi yang tergolong tinggi.

Kondisi tersebut di atas menurut Hendra dapat berpotensi menyebabkan terjadinya akumulasi tekanan di dalam tubuh gunungapi yang dapat menyebabkan terjadinya erupsi dengan energi yang meningkat dan jangkauan lontaran material pijar yang lebih jauh dari pusat erupsi.

Selanjutnya Hendra meminta masyarakat mewaspadai potensi/ancaman bahaya G. Marapi juga dapat menjadi lebih luas, yaitu:

  1. Jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi/ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi/Kawah Verbeek. Sedangkan untuk potensi/ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas/jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin.
  2. Material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng G. Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan. Oleh karena itu terdapat potensi bahaya dari aliran/banjir lahar pada lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak G. Marapi. "Terdapat potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S di area kawah/puncak G. Marapi.

Sehubungan dengan tingkat aktivitas G. Marapi pada LEVEL III (SIAGA), PVMBG merekomendasikan selain masyarakat, pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) G. Marapi juga bagi yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Marapi agar selalu mewaspadai potensi/ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.?

"Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.

PVMBG terus memonitor perkembangan aktivitas G. Marapi dan untuk mendapatkan informasi yang akurat terkait dengan perkembangan G. Marapi, masyarakat, instansi pemerintah, maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas maupun rekomendasi G. Marapi melalui aplikasi android Magma Indonesia, website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau https://magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (facebook, twitter, dan instagram).  (Viozzy)