merdekanews.co
Selasa, 02 Januari 2024 - 19:15 WIB

Jokowi: Anggaran Pupuk Bersubsidi Ditambah Rp 14 Triliun

Viozzy - merdekanews.co
Presiden Joko Widodo (Foto dok Kementan)

Banyumas, MERDEKANEWS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan untuk menambah anggaran subsidi pupuk sebesar Rp 14 triliun. Perintah ini disampaikan Jokowi saat bertemu dengan para petani dan penyuluh se Jawa Tengah di Kabupaten Banyumas.

"Menteri Pertanian sudah mengajukan dan dari Kementerian Keuangan saya harap agar segera direalisasikan. Kita akan berusaha untuk 14 triliun ini segera diproses. Tadi saya tanya langsung ke Pak Direktur PIHC ada 1,7 juta ton stok pupuk, dan 1,2 juta ton yang bersubsidi. Dengan begitu kita dihargai agar yang namanya pupuk sudah tidak bermasalah lagi,” ujar Presiden, Selasa, 2 Januari 2024.

Dengan tambahan ini, Presiden mengatakan bahwa produksi beras dapat dilakukan secara merata di seluruh Indonesia. Dia pun mengingatkan agar ke depan tidak ada lagi keluhan petani mengenai subsidi pupuk.

“Saya tidak ingin mendengarnya Menteri pertanian juga sudah menyampaikan tadi belinya pupuk tidak usah memakai kartu tani boleh memakai KTP juga bisa, setuju. Target kita di Jawa Tengah ini produksi beras bisa kembali ke peringkat dua lagi,” katanya.

Meski begitu, Presiden mengakui persoalan pupuk merupakan persoalan semua negara karena bahan baku utamanya sempat terkendala akibat perang yang melibatkan dua negara Rusia dan Ukraina. Belum lagi dunia sempat menghadapi masalah virus yang memporak-porandakan perekonomian global.

"Saya itu kalau ke desa sejak tahun 2020 keluhannya selalu satu pupuk bersubsidi benar? Tapi supaya bapak ibu tahu ini semua ada ceritanya. Dunia ini pada posisi ekonominya tidak pasti menutupnya sehingga terjadi yang namanya krisis keuangan dunia sehingga terjadi yang namanya krisis pangan dunia sehingga terjadi terjadi krisis energi dunia karena covid semuanya bahkan dari 200 lebih negara, 96 negara sudah menjadi pasiennya IMF. Artinya negara itu sakit,” katanya.

Menurut Presiden, masalah virus covid 19 telah menyebabkan banyak negara tumbang karena perekonomiannya menjadi lemah dan keuangannya menjadi tidak baik. Bahkan hampir separuh negara di dunia memperhatinkan kondisinya.

"Alhamdulillah kita wajib bersyukur karena setelah covid ekonomi kita bisa bangkit kembali. ini yang patut kita syukuri jadi Februari 2020 dan ditambah di awal 2020 juga muncul yang namanya perang di Ukraina. Kita juga wajib bersyukur negara kita ini tentram damai tidak ada masalah. Saya bersyukur kita bisa makan beras.makanan pokoknya beras," katanya.

Presiden menambahkan bahwa penambahan anggaran ini juga dapat menekan impor akibat produksi nasional tidak mencapai target yang diharapkan. Mengingat pertambahan penduduk nasional setiap tahunnya 4-4,5 juta jiwa.

Yang kita harapkan adalah tidak mengimpor beras lagi tapi itu dalam prakteknya sangat sulit karena produksi kita ini selalu tidak mencapai. karena setiap tahun kita ini juga bertambah yang harus diberikan makan 4 juta sampai 4,5 juta bayi yang baru lahir. Semua butuh makan penduduk kita sekarang sudah hampir 280 juta jiwa ,semuanya butuh semuanya butuh beras,” jelasnya. (Viozzy)