merdekanews.co
Rabu, 14 Maret 2018 - 06:23 WIB

Investor Belanda Setop Duit, Perusahaan Air di Manado Teriak

Setyaki Purnomo - merdekanews.co

Manado, MERDEKANEWS - Direksi PT Air Manado, menyatakan sejak 2011, salah satu pemegang saham yakni PT Waterleiding Maatschappij Drenthe (WMD) Belanda mengabaikan tanggung jawab.

"PT WMD tidak lagi melaksanakan kewajiban memberikan dukungan dana, tetapi PT Air Manado tetap berjalan dengan memperbaiki manajemen," kata Direktur Utama PT Air Manado, Otniel Kojansouw di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (13/3/2018).

Kojansouw mengatakan, mengacu pada aturan yang ada, sebuah perusahaan milik pemerintah yang melakukan joint venture terutama dengan PMA, tidak boleh mendapatkan dukungan dana dari pemerintah melalui APBD maupun APBN. Oleh karena itu, pemerintah tak bisa membantu dana bagi PT Air Manado.

Meski begitu, dia mengatakan, sampai sekarang, PT Air Manado masih tetap berjalan dengan memaksimalkan sumber daya yang ada, walaupun memang hanya bisa bertumpu pada tagihan rekening air masyarakat.

Kojansouw menegaskan, setiap bulannya PT Air Manado mengeluarkan dana sebesar Rp700 juta untuk membayar listrik mesin air di instalasi induk. Ditambah untuk gaji karyawan. "Sama sekali tidak ada yang terlambat dan kami tetap bekerja maksimal, meskipun memang sering ada keluhan kalau pelayanan tidak maksimal dan air tidak berjalan, tetapi kami tetap berusaha melakukan perbaikan," katanya.

Kojansouw mengakui, sampai saat ini, layanan air bersih masih tidak maksimal. Alasannya, instalasi yang ada, banyak yang rusak dan diperbaiki pelan-pelan. "Apalagi akibat banjir bandang 2014 semua instalasi utama di Paal Dua, rusak total dan kami harus melakukan perbaikan secara perlahan-lahan, tanpa dukungan dana darimanapun," katanya.

Dia menjelaskan untuk pelayanan air bersih, ke rumah pelanggan dibagi dalam tiga sesi, yakni 24 jam, 12 jam dan enam jam, tergantung pada kondisi yang ada sehingga jika tempatnya di ketinggian atau berbukit atau lokasi biasa sehingga waktu air mengalir pun berbeda.

Diapun mengakui sampai sekarang jika curah hujan sedang tinggi, maka air yang mengalir ke rumah penduduk keruh, sehingga harus berkali-kali dibersihkan, karena itulah sampai sekarang gangguan masih sering terjadi dan menyebabkan keluhan, namun tetap melakukan perbaikan untuk memberikan layanan terbaik.

  (Setyaki Purnomo)