
Jakarta, MERDEKANEWS -- Israel menghadapi isolasi diplomatik dalam perangnya melawan Hamas. PBB menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.
Setelah peringatan terhadap kondisi mengerikan dari para pejabat PBB mengenai krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza, Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang pada Selasa (12/12) mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata dan tiga perempat negara anggota memberikan suara mendukungnya.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengakui bahwa Israel mulai kehilangan dukungan global atas pengeboman brutal negara Zionis itu di Jalur Gaza.
"Mereka mulai kehilangan dukungan global karena pengeboman tanpa pandang bulu yang terjadi," kata Biden, seperti dilansir BBC, Rabu (13/12).
Biden juga menyebut Perdana Menteri Netanyahu harus mengubah pemerintahannya. "Bibi (panggilan akrab untuk Netanyahu) harus mengambil keputusan sulit," ujarnya.
Biden juga mengkritik pemerintahan Netanyahu yang tak menginginkan solusi dua negara antara Israel dengan Palestina.
"Ini adalah pemerintahan paling konservatif dalam sejarah Israel. Netanyahu harus memperkuat dan mengubah pemerintahan untuk menemukan solusi konflik Israel-Palestina," katanya.
Biden dilaporkan menghadapi tekanan yang semakin besar, termasuk dari internal Partai Demokrat, untuk mengendalikan operasi militer Israel di Jalur Gaza.
AS baru-baru ini mendesak sekutunya itu untuk mengutamakan nyawa manusia dan memberikan instruksi yang lebih jelas demi menghindari warga sipil Jalur Gaza menjadi korban.
Otoritas kesehatan Gaza mengungkap, serangan membabi-buta Israel di jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan sedikitnya 18.205 warga Palestina termasuk banyak anak-anak dan melukai hampir 50.000 orang.
Konflik tersebut juga menyebabkan bencana kelaparan dan membuat 85 persen penduduk terpaksa mengungsi dari rumah mereka dan menyebabkan penyebaran penyakit, menurut PBB dan kementerian kesehatan Gaza.
Israel melancarkan serangan gencar setelah serangan lintas batas oleh pejuang Hamas yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang di Israel selatan pada 7 Oktober.
Resolusi PBB tersebut tidak mengikat tetapi mempunyai bobot politik serta mencerminkan pandangan global mengenai perang di Gaza.
Amerika Serikat memveto seruan serupa di Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara pekan lalu, tetapi AS tidak memiliki hak veto di Majelis Umum PBB.
Resolusi pada Selasa itu mendapat 153 suara mendukung, 10 menentang dan 23 abstain.
Sebagai indikasi melemahnya dukungan terhadap Israel, resolusi tersebut disahkan dengan selisih yang lebih besar dibandingkan resolusi serupa di PBB pada Oktober, yang mendapat 121 suara mendukung, 14 menolak, dan 44 abstain.
-
1,09 Juta Pelanggan Gunakan Face Recognition, KAI Hemat 2.604 Rol Kertas 1,09 Juta Pelanggan Gunakan Face Recognition, KAI Hemat 2.604 Rol Kertas
-
Dukung IPPA Fest 2025, BRI Kuatkan Peran Pemberdayaan Warga Binaan Dukung IPPA Fest 2025, BRI Kuatkan Peran Pemberdayaan Warga Binaan
-
Kementan Kebut Target Swasembada, Sehari Selesaikan Tanam Perdana di Dua Lokasi Cetak Sawah Baru Kementan Kebut Target Swasembada, Sehari Selesaikan Tanam Perdana di Dua Lokasi Cetak Sawah Baru
-
Prodi Doktor Linguistik Terapan UNJ Raih Akreditasi “Unggul” dari LAMDIK Prodi Doktor Linguistik Terapan UNJ Raih Akreditasi “Unggul” dari LAMDIK
-
Ketua Pembina Masjid Jami' Asy Syahid Gelar Walimatussafar Jelang Keberangkatan Haji Ketua Pembina Masjid Jami' Asy Syahid Gelar Walimatussafar Jelang Keberangkatan Haji