Jakarta, MERDEKANEWS -- Hakim Konstitusi Suhartoyo dilantik dan diambil sumpah sebagai ketua Mahkamah Konstitusi (MK) menggantikan Anwar Usman, dalam sidang pleno khusus di Gedung MK, Jakarta, Senin (13/11).
Sidang pleno khusus dengan agenda Pengucapan Sumpah Ketua dengan Masa Jabatan 2023-2028 itu dipimpin oleh Wakil Ketua MK Saldi Isra.
Suhartoyo mengaku dirinya tengah memikul beban berat untuk mengembalikan reputasi MK. Hal tersebut yang membuatnya sempat menangis ketika menyinggung para koleganya dalam pidato usai dilantik.
Ia juga nyaris kembali menitikkan air mata ketika ditanya wartawan soal ini. "Saya hanya khawatir tidak bisa memenuhi ekspektasi itu," kata Suhartoyo didampingi Wakil Ketua MK Saldi Isra.
"Jadi saya kadang-kadang (merasa) apa iya saya bisa, tanpa saya apa skeptis atau saya pesimistis ya, tapi dalam benak saya sendiri, nggak tahu kalau Yang Mulia Pak wakil ya, itu pekerjaan yang dibebankan pada hari ini menurut saya cukup berat," ungkapnya.
Ia mengaku menangis ketika menyinggung para koleganya. Sebab, hanya kepada mereka beban berat itu dapat dipikul bersama-sama agar bisa mendekati arah tujuan itu.
Ia terbayang dirinya tidak mampu menjawab ekspektasi publik yang sangat tinggi terhadap Mahkamah, yang akan mengadili sengketa pemilu itu nantinya.
Ia juga teringat bagaimana dirinya diyakinkan untuk menjadi Ketua MK dalam Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH) pada Kamis lalu, pada saat 6 hakim konstitusi lain tidak bersedia untuk mengemban posisi itu.
"Sehingga ketika beliau-beliau itu termasuk Prof Saldi memberikan kekuatan dan dorongan pada pemilihan yang lalu itu, kemudian kepercayaan itu yang kemudian selalu saya nilai sebagai sebuah tanggung jawab yang belum tentu saya bisa memenuhi, tapi insya Allah saya akan bekerja keras untuk itu," kata Suhartoyo.
-
Dukung UMKM Go Ekspor, BRI berangkatkan UMKM Kopi Bandung ‘Gravfarm’ Ikuti Expo di Amerika Serikat BRI berkomitmen untuk terus mendorong para stakeholder bersama-sama membangun industri kopi menjadi ekosistem yang lebih efisien dan berkelanjutan
-
Permintaan Global Sangat Besar, Jokowi Bisiki Pemerintahan Baru Lanjutkan Budidaya Ikan Nila Presiden menjelaskan bahwa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun tambak ikan nila di atas lahan seluas 78 ribu hektare bekas tambak udang tersebut, membutuhkan biaya sekitar Rp13 triliun
-
Klub Presiden Cara Prabowo Beri Ruang Jokowi Cawe-cawe? Sebaiknya PS membangun ruang publik untuk menerima masukan saat memimpin. Sebab, tantangan ke depan lebih besar, terutama menguatkan kepercayaan publik yang luntur di akhir pemerintahan saat ini
-
Dukung Pengembangan Usaha Mikro, Hutama Karya Hadirkan Galeri dan Vending Machine UMK Binaan Kehadiran Galeri UMK di HK Tower merupakan inisiasi perusahaan dalam mengembangkan UMK sebagai salah satu bidang prioritas pada program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bertajuk HK Peduli Kreatif
-
Bangga Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang Pertumbuhan ekonomi Indonesia itu memperlihatkan adanya optimisme di tengah isu resesi yang sekarang dihadapi oleh banyak negara