JAKARTA, MerdekaNews – Pilkada serentak ternyata menyedot duit jumbo. Di 2018, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mendapat kucuran dana sebesar Rp 11,9 triliun.
Dana itu digunakan khusus KPU dalam menyelenggarakan pilkada. Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, dana itu jauh lebih besar ketimbang pilkada serentak di tahun sebelumnya.
Bahkan kata dia bisa dikatakan terbesar. “Jika dibandingkan Pilkada 2015 maupun Pilkada 2017 lalu. Pilkada serentak 2018 membutuhkan anggaran mencapai Rp 11,9 triliun,” kata dia di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/11/2017).
Menurut dia, di dua pilkada sebelumnya, anggaran Pilkada masing-masing sebesar Rp 6,4 triliun (2015) dan Rp 4,3 triliun (2017). "Anggaran itu untuk KPU saja, lain lagi untuk Bawaslu dan lain-lain,” sambung dia.
Arief juga mengatakan, pada 2018 ini potensi konflik lebih tinggi dibanding Pilkada Serentak di tahun-tahun sebelumnya. "Potensi konflik 2018 bisa dikatakan lebih tinggi jika dibandingkan pada pilkada-pilkada yang sebelumnya," ujar Arief.
Indikasi konflik yakni di Pilkada 2018 akan diikuti oleh 158 juta warga. Lalu, daerah berpenduduk padat seperti Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah juga menggelar pilkada.
Pilkada 2018 akan diikuti oleh 171 daerah penyelenggara. Daerah-daerah itu meliputi 17 provinsi, 115 kabupaten dan 39 kota.
“Indikasi konflik lainnya adalah banyaknya masa jabatan KPU di daerah yang akan habis,” ucap Arief.
Pemanasan 2019
Selain diikuti jumlah pemilih yang besar, Pilkada 2018 juga bisa disebut sebagai pemanasan Pemilu Legislatif dan Pilpres di 2019.
Berdasarkan hitungan KPU, dari 158 juta pemilih Pilkada 2018, 80 persennya kemungkinan adalah pemilih di 2019. Dan di 2019 nanti diperkirakan ada kenaikan pemilih mencapai 197 juta warga.
“Jika pemilih Pilkada 2018 tercatat 158 juta warga maka hampir 80 persen pemilih Pemilu 2019 diperebutkan suaranya dalam Pilkada mendatang," papar Ketua KPU Arief Budiman.
Arief juga mengatakan, ada rentang waktu selama sekitar 10 bulan antara pelaksanaan pilkada serentak dan pemilu.
Rentang waktu yang tidak terlalu lama ini menurut Arief berpotensi menimbulkan konflik-konflik kepentingan menjelang Pemilu 2019.
(K Basysyar A)
-
Tebar Baliho Di Sejumlah Titik, Mochtar Buka Suara Soal MajuJadi Walkot Bekasi 2024 Ketua Bappilu PDI Perjuangan Jawa Barat, Mochtar Mohamad maju ke Pilkada di Jawa Barat, sebagai calon Walikota Bekasi 2024 pada November mendatang.
-
Seluruh Komisioner KPU RI Dilaporkan Ke Bawaslu Buntut Ada Dugaan Tindak Pidana Pemilu Tindakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia yang dinilai menyalahi aturan dalam proses penerimaan pendaftaran calon wakil presiden dari pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran direspon serius oleh masyarakat.
-
Sidang DKPP: Komisioner KPU Terancam Diberhentikan Bila Terbukti Melanggar Hukum Menerima Pendaftaran Gibran Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) kembali menggelar sidang dugaan pelanggaran dalam proses penerimaan bakal calon presiden dan wakil presiden dan surat edaran dari KPU yang menyurati parpol atas terkait Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang Ketentuan Tambahan Pengalaman Menjabat dari Keterpilihan Pemilu dalam Syarat Usia Minimal Capres/Cawapres.
-
Aktivis Lintas Generasi Bergerak, Panasi Pilkada DKI Lewat NGOJAK RN - Para aktivis Jakarta mulai gerah. Sebab, eforia Pilkada DKI Jakarta hingga kini masih sepi dan sunyi.
-
Berlangsung Mulai Hari Ini, Polri Gelar Operasi Mantap Brata 2023-2024 Pengamanan Pemilu Operasi bakal berlangsung selama 222 hari, terhitung mulai Selasa, 17 Oktober 2023 dan digelar di 34 Polda