merdekanews.co
Selasa, 05 September 2023 - 15:15 WIB

KTT Ke-43 ASEAN

Presiden Jokowi Serukan Persatuan Negara ASEAN di Tengah Ketegangan Geopolitik

Jyg - merdekanews.co
Presiden Joko Widodo. (foto: Setkab)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan ASEAN tetap bersatu di tengah ketegangan geopolitik yang berpengaruh terhadap kawasan Asia Tenggara. Hal itu disampaikan Presiden saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Jakarta pada Selasa (05/09).

Jokowi menepis isu perpecahan di internal negara-negara di kawasan ASEAN. "Kesatuan ASEAN sampai saat ini masih terpelihara dengan baik," kata Jokowi.

Jokowi memaklumi ada perbedaan pandangan di antara negara-negara anggota ASEAN. Namun, ia menegaskan kesatuan itu adalah harmoni dalam perbedaan – menyoroti nilai-nilai yang dipahami bersama seperti kesetaraan.

Konferensi hari ini akan diadakan dua sesi. Pertama dalam format plenary dan kedua dalam bentuk retreat. Konferensi ini akan membahas soal Piagam ASEAN Concord IV yang telah direkomendasikan dalam pertemuan para menteri luar negeri dari negara-negara anggota ASEAN di Jakarta Senin kemarin, 4 September 2023.

Piagam ASEAN Concord IV merupakan inisiatif yang dibuat Indonesia. Piagam ini nantinya akan menjadi landasan Visi Komunitas ASEAN 2045 untuk memperkuat lembaga dalam mengatasi berbagai tantangan masa depan.

Diantaranya, KTT ASEAN akan membahas soal percepatan proses pengambilan keputusan pada saat krisis dan penguatan kapasitas ASEAN dalam menanggapi tantangan yang muncul.

Perumusan Visi Komunitas ASEAN 2045 telah dimulai pada 2023 di bawah Satuan Tugas Tingkat Tinggi (HLTF) yang diketuai bersama oleh Indonesia dan Malaysia. Visi ini akan diadopsi secara resmi pada 2025.

Selain itu, KTT ASEAN juga akan membahas soal krisis Myanmar. Semua kepala negaa akan meninjau implementasi konsensus lima butir yang telah disepakati untuk menyelesaikan konflik di negara itu.

Konsensus lima butir ASEAN untuk Myanmar itu mencakup segera diakhirinya kekerasan; penyelenggaraan dialog di antara semua pihak; penunjukan utusan khusus; mengizinkan bantuan kemanusiaan dari ASEAN; dan mengizinkan utusan khusus mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pembukaan rapat pada Senin (04/09), di Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan, mengakui bahwa isu Myanmar masih menjadi pekerjaan rumah bagi blok ASEAN.

(Jyg)